Soorga K-Food, Pasangan Kantoran Raup Juta Rupiah dari Festival ke Festival

Bogor – Peluang bisnis di dunia kuliner memberi keberanian bagi pasangan muda Alphonse Adriani dan Margareta Anastasia untuk terjun ke dunia kuliner. Berbekal kepiawaian Tasya dalam membuat resep, masakannya kerap laris dan meraup jutaan rupee dari festival ke festival.

Alphonse bercerita kepada VIVA di Laguna Song Festival, Minggu, 19 Mei 2024 di Stadion Pakansari, “Awalnya istrinya suka jadi chef. Akhirnya kami mulai dari acara kecil hingga festival besar.” .

Alphonse mengatakan awalnya menu yang ditawarkan bervariasi, namun karena tingginya permintaan terhadap makanan Korea, mereka memutuskan untuk mengkhususkan diri pada makanan ringan Korea. Sate Ayam Dakkochi yang dibalut bumbu Korea menjadi menu yang paling laris, kata pria yang bekerja di kantor Starup Jakarta. Selain itu, ada juga Chowder Dakbal tulang utuh yang disajikan dengan nasi. Tentu saja, topoki dan odeng juga merupakan menu yang populer.

“Untuk bumbunya semua buatan tangan dan diramu sendiri berdasarkan kegiatan litbang dan tentunya bisa disesuaikan dengan selera konsumen masing-masing, bisa pedas, manis atau manis. , tapi banyak orang yang menyukai makanan Korea, “Kami fokus pada makanan Korea,” kata Alphonse.

Trisax pertama kali dijual di CrosArt di kampus, kemudian di acara musik dan konser seni, kata Alphonse. Kini ia menciptakan brand makanannya sendiri, Soorga K-Food, Muscle Wagyu.

Menurut istrinya Tasya, ia menambahkan, bisnis ini dimulainya pada tahun 2021. Peluang bisnis di food festival bisa meraup jutaan rupee. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai manajer auditor di sebuah perusahaan dan kini membuka toko di Jalan Raya Kampung Setu #16, Bintara Jaya, Bekasi Barat. Aktivitas bisnis makanannya pun dibagikan di akun Instagram @soorga.cemilan. Di media sosial, Tasya pun membagikan lokasi festival yang akan ia ikuti.

“Iya ide awal test sampai laris, akhirnya jadi sampingan karena laris, kita buka toko di Bintara Jaya Bekasi dan sekarang kita beralih dari festival ke festival musik. Lebih dari seratus event terjadi,” katanya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *