JAKARTA – Kombis Dodi Rahman, Kepala Bagian Perencanaan dan Tata Usaha (Kabagreenmin) Korshabara Bharkam Polari, kehilangan salah satu tangannya dalam ledakan bom buku yang terjadi di Otan Kayo, Jakarta Timur pada tahun 2011.
Data yang dihimpun pada Selasa 20 Februari 2024, 13 tahun lalu, Kombis Dodi masih menjabat Kasat Reskrim Jakarta Timur.
Saat kejadian, tepatnya 15 Maret 2011, sekitar pukul 14.00 WIB, Dodi mendapat laporan dari anggotanya bahwa ada yang mencurigakan di Kantor Berita Radio (KBR) 68H, Utan Kayu. Doddy yang baru saja menyelesaikan operasi tempur langsung tiba di lokasi kejadian.
Sesampainya di lokasi kejadian, Dodi melihat paket mencurigakan bertajuk “Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa Terhadap Islam dan Umat Islam”.
Tanpa pikir panjang, Dodi langsung berusaha menjinakkan bom tersebut. Kemudian dia mengeluarkan buku itu dan mencucinya dengan air sampai basah.
Kemudian dia memotong halaman-halaman buku itu satu per satu dengan bantuan pemotong. Saat hendak mengeluarkan baterai yang terselip di buku, tiba-tiba meledak pada pukul 16.05 WIB.
Dodi langsung terjatuh dan tangan kirinya berlumuran darah. Lengan Dodi patah akibat ledakan tersebut.
Saat itu saya masih sadar selama 3-5 menit. Dodi mengatakan kepada wartawan beberapa tahun lalu, Polisi yang membantu mereka Kolle, memeluk saya dan mengucapkan kata-kata. analisis dan sebagainya.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Dodi menghubungi orang-orang terdekatnya. Ia meminta ibu, istri, dan anak-anaknya tidak bersedih atas musibah yang menimpanya.
Sesampainya di RSCM, Dodi kemudian dioperasi selama 1,5 jam. Empat jam kemudian, Dodi sadar kembali. Setelah lukanya sembuh, dokter memasang lengan palsu.
Dodi mengaku sempat salah langkah di masa lalu. Ia mencoba menjinakkan bom tersebut tanpa alat pelindung diri dan bersama tim Gigana. Ia berjanji akan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran, namun tidak menyurutkan semangatnya.