JAKARTA, Titik Kumpul – Jangan mengirimkan drone atau drone yang mengganggu kedaulatan karena Indonesia memiliki senjata anti maling inovatif anti drone SPS-1 (Silent Disability Weapon Series 1) pertama di dunia yang dikembangkan oleh PT Pindad (Persero). .
SPS-1 menggunakan senjata antipesawat atau ARHANUD TNI AD pada perayaan Hari Republik ke-79 tahun 2011. 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di hadapan Presiden Joko Widodo. (Jokowi) dan terpilih menjadi Presiden 2024-2029.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero) Sigit P. Santosa mengatakan senjata jenis ini merupakan yang pertama di dunia yang menggabungkan soft kill, anti-drone, dan hard kill.
Dikutip dari laman resmi Pindad, Kamis, 22 Agustus, Sigit mengatakan, “SPS-1 dioperasikan oleh satu pekerja yang handal untuk mobilitas tinggi karena terkoneksi dengan perangkat bertenaga baterai dan tidak mengandalkan sistem tenaga statis.” Pada tahun 2024
Penakluk drone ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan ancaman drone dengan dua cara. Pertama, dengan soft skill, membunuh naga berbahaya dengan memblokir akses pengontrol pada jarak 500 meter.
Kedua, membunuh, menghancurkan atau menghancurkan drone dalam jarak 150 meter dari target. Perangkat SPS-1 dirancang sebagai hasil perkembangan teknologi terkini dan penyesuaian kebutuhan pengguna.
“Senjata ini merupakan hasil pengembangan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang 100 persen dalam negeri. Saya berharap TNI dan Polri dapat memanfaatkannya untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara, terutama terhadap ancaman gangguan dan ancaman. drone ilegal,” jelas Sigit.