Starlink Punya Elon Musk Ancam Nyawa Penghuni Bumi

VIVA Tekno – Layanan Internet Starlink milik Elon Musk mengancam kehidupan penduduk bumi karena berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon.

Para ilmuwan di Departemen Teknik Astronautika di Universitas Southern California, AS, telah memperingatkan bahwa pertumbuhan besar-besaran satelit Internet di Orbit Bumi Rendah (LEO) dapat menyebabkan reaksi kimia yang membahayakan atmosfer.

Saat ini, terdapat lebih dari 8.000 satelit Internet di orbit rendah Bumi, dan sekitar 6.000 di antaranya adalah satelit Starlink.

Semua satelit ini sebagian besar terbuat dari aluminium dan dirancang dengan umur yang pendek atau sekitar lima tahun.

Masalah juga muncul ketika satelit jatuh ke atmosfer bumi dan terbakar sehingga menghasilkan aluminium oksida, suatu reaksi kimia yang sangat berbahaya bagi ozon, demikian disampaikan Business Insider pada Kamis, 20 Juni 2024 di situsnya.

Sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Geophysical Research Letters menemukan bahwa keberadaan aluminium oksida meningkat delapan kali lipat antara tahun 2016 dan 2022.

Dengan rencana peluncuran satelit saat ini, jumlah ini mungkin akan meningkat lebih banyak lagi. SpaceX berencana meluncurkan 42.000 satelit Starlink lagi, menurut situs Space.com.

Perusahaan lain, termasuk Amazon, berencana meluncurkan ribuan produknya. Pada tahun 2022 saja, hingga 18,7 ton nanopartikel aluminium oksida dilepaskan ke atmosfer dari satelit yang jatuh.

Dibandingkan dengan peluncuran satelit yang direncanakan, jumlah ini dapat meningkat menjadi 397 ton per tahun dan menyebabkan “penurunan ozon secara signifikan,” menurut penelitian tersebut.

Akun X Starlink mengatakan akan melayani 3 juta pelanggan Internet di 100 negara pada Mei 2024, sementara Starlink tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Business Insider.

Pada tahun 1970-an, ditemukan bahwa meluasnya penggunaan klorofluorokarbon, atau CFC, menyebabkan lubang besar pada lapisan ozon. CFC dilarang pada tahun 1987. Larangan ini membantu memperlambat proses lubang ozon yang sangat besar.

Pada tahun 2013, para pejabat memperkirakan bahwa lapisan ozon akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa dekade. Namun, kemajuan ini mungkin terhenti sekarang.

“Pertumbuhan aluminium oksida yang tidak terduga dapat menghalangi kisah sukses ozon dalam beberapa dekade mendatang,” kata para ilmuwan dari Departemen Teknik Astronautika di Universitas Southern California di Amerika Serikat.

Itu benar. Pada tahun 2023, para ilmuwan Badan Antariksa Eropa (ESA) mencatat bahwa lubang lapisan ozon di kawasan Antartika tiga kali lebih besar dari Brasil dan merupakan “salah satu yang terbesar yang pernah tercatat”.

Namun, ESA menyatakan masih terlalu dini untuk mengetahui penyebabnya, namun tidak menyebut kebakaran satelit sebagai faktor yang dapat menyebabkan lubang pada lapisan ozon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *