Amerika Serikat – Mobil hibrida plug-in (PHEV) bukanlah kendaraan listrik (EV) melainkan mobil listrik paling ramah lingkungan, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Sustainability.
Studi ini menganalisis emisi gas rumah kaca (GRK) dari berbagai jenis kendaraan sepanjang siklus hidupnya, termasuk produksi, penggunaan, dan daur ulang.
Hasilnya menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca 30 persen lebih sedikit dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin konvensional dan 20 persen lebih sedikit dibandingkan kendaraan listrik.
Menurut Titik Kumpul Otomotif dari Carscoops, PHEV lebih irit dibandingkan kendaraan listrik karena menggunakan dua sumber energi: bensin dan listrik.
Ketika baterai PHEV terisi penuh, ia dapat beroperasi seperti mobil listrik tanpa emisi. Namun, ketika baterai hampir habis, mesin bensin akan bekerja untuk memberikan tenaga.
Meski emisi gas rumah kaca lebih rendah dibandingkan kendaraan listrik, namun kendaraan listrik lebih efisien. Kendaraan listrik tidak mengeluarkan emisi saat digunakan dan lebih hemat energi dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin.
Namun kendaraan listrik juga mempunyai kelemahan. Beberapa di antaranya lebih mahal dibandingkan mobil berbahan bakar bensin dan PHEV. Selain itu, kendaraan listrik memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan mobil berbahan bakar bensin dan PHEV.
Selain PHEV, penelitian ini juga menemukan empat kendaraan lain yang lebih ramah lingkungan, yaitu:
1. Mobil hybrid non-plug-in (HEV) 2. Mobil berbahan bakar bensin dengan teknologi efisiensi tinggi 3. Mobil diesel dengan teknologi efisiensi tinggi 4. Mobil berbahan bakar nabati
Studi ini menunjukkan bahwa PHEV merupakan kendaraan paling ramah lingkungan saat ini. Namun, kendaraan listrik memiliki kelebihan dan mungkin menjadi pilihan yang baik bagi sebagian orang.
Faktor-faktor seperti harga, jarak tempuh dan kebutuhan pribadi harus dipertimbangkan ketika memilih mobil ramah lingkungan.