Suplemen Jepang Diduga Picu Masalah Ginjal dan Kematian, Telah Dipasarkan ke Sejumlah Negara

VIVA Lifestyle – Kematian dan gagal ginjal yang diduga terkait dengan penggunaan suplemen farmasi Kobayashi Jepang menjadi sorotan publik. BURUK yang dimaksud adalah BURUK yang mengandung sejenis beras hasil fermentasi yang dikenal dengan nama “Beni Koji”.

Suplemen makanan dengan kandungan Beni Koji ini dikatakan dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Gulir artikel selengkapnya di bawah ini.

Pada hari Senin, 1 April 2024, Perusahaan tampaknya telah mendeteksi potensi asam puberulat beracun, yang mungkin dihasilkan oleh jamur biru Penicillium, dalam bahan Beni-Koji yang diproduksi antara bulan April dan Oktober 2023 di pabriknya di Osaka.

Di sisi lain, setelah skandal tersebut, produsen dan pemasar Beni Koji yang tidak berafiliasi dengan perusahaan tersebut mengungkapkan beras ragi merah yang digunakan dalam suplemen tersebut.

Menurut Japan Times, beras ragi merah sendiri banyak digunakan sebagai suplemen makanan di Jepang dan negara lain. Nasi ragi merah ini merupakan tambahan penting pada masakan Okinawa, khususnya masakan tahu.

Dipercaya berasal dari Dinasti Ming di Tiongkok, tahu dibuat dengan memfermentasi dan menua tahu Okinawa dengan kanji (nasi malt), beni koji, dan andlumori (sejenis minuman keras sulingan Okinawa).

Skandal ini juga menimpa sejumlah perusahaan makanan di Jepang. Misalnya, Okinawa Products Associated, yang mengoperasikan jaringan toko kelontong Washita Shop Okinawa, memiliki sepuluh lokasi di seluruh Jepang.

Salah satu pejabat menyatakan kekhawatirannya bahwa ancaman masyarakat dapat menyebabkan konsumen menghindari produknya, terutama tahu.

“Kalau Beni Koji punya masalah besar, sayang sekali karena kami sudah lama menjual produk tahu. Kami hanya berharap rumor negatif tidak menyebar,” kata Takako Akamine, kepala departemen pengembangan produk perusahaan.

Menurut Akamine, pusat pelanggan perusahaan di Tokyo menerima lebih dari 50 panggilan dalam seminggu dari pelanggan yang menanyakan tentang produk Beni Koji.

Setelah dipastikan produknya tidak mengandung bahan baku Kobayashi Pharmaceutical, penjualannya tetap berjalan seperti biasa.

Dari makanan hewan hingga acar ikan hingga kerupuk nasi, banyak produsen yang menggunakan Beni Koji dalam produk mereka menyatakan di situs web mereka bahwa mereka tidak memiliki afiliasi dengan beras ragi merah Kobayashi Pharmaceutical.

FYI: Pada hari Minggu, 31 Maret 2024, otoritas kesehatan Jepang menggerebek pabrik kedua Kobayashi Pharmaceutical di Jepang bagian barat. Pencarian tersebut menyusul laporan kematian lima orang yang terkait dengan penambahan Beni Koji.

Selain informasi kematian, hingga 29 Maret 2024, dilaporkan ada 114 orang yang dirawat dalam kasus ini.

Tak hanya di Jepang, seorang wanita berusia 70 tahun asal Taiwan dikabarkan mengonsumsi suplemen makanan produksi perusahaan Taiwan yang mengandung biji koji yang diimpor oleh perusahaan farmasi Jepang.

Menurut surat kabar terkemuka Taiwan, United Daily News, wanita berusia 70 tahun itu pergi ke dokter pada Maret lalu setelah mengalami gejala termasuk diare.

Setelah itu, kondisinya semakin parah dan harus menjalani cuci darah mulai Mei tahun lalu. Diketahui, wanita tersebut sudah mengonsumsi obat penurun kolesterol selama 3-4 tahun.

Menyusul kejadian tersebut, perusahaan Kobayashi secara sukarela menarik kembali tiga bahan tambahan makanan yang diduga menyebabkan penyakit ginjal dan kematian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *