Jakarta, Titik Kumpul – Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Indonesia kembali meriah dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri ribuan rekannya. Acara khidmat ini diadakan pada hari Sabtu dengan partisipasi banyak tokoh penting dan ribuan umat dari berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa tokoh yang hadir dalam acara tersebut adalah Kyai Yusuf Mansur, Kyai Ahmad Jameel, Ustadz Anwar Sani, Ustadz Tarmizi As Shidiq serta ketiga ustadz kembar yakni Abdul Hannan, Abdul Mannan dan Abdul Ihsan. Kehadiran aktor Syakir Daulay bersama sejumlah lulusan Daarul Quran lainnya juga menjadi daya tarik tersendiri pada perayaan ini. Teruskan.
Acara diawali dengan nyanyian hadroh yang dipimpin oleh Kyai Ahmad Jameel dan Syakir Daulay. Pelantunan hadroh diiringi pembacaan kalam Ilahi oleh Hilman Faqih, salah satu lulusan Alquran Daarul. Suasana kemeriahan dan perayaan mengiringi setiap rangkaian acara, sehingga menjadi perayaan penuh makna bagi jemaah yang hadir.
Syakir Daulay yang kini dikenal sebagai aktor kondang pun angkat bicara inspiratif tentang pengalamannya menuntut ilmu di pesantren. Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan motivasi kepada para jemaah untuk terus semangat mengabdikan diri pada ilmu agama dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
“Pengalaman pesantren Daarul Qur’an merupakan salah satu momen paling berharga dalam hidup saya. Di sini saya belajar banyak tentang pentingnya kedisiplinan dan keikhlasan,” ujar Syakir Daulay yang turut menyampaikan ajakan untuk meningkatkan kecintaannya terhadap Alquran. .
Ketiga ustadz kembar, Abdul Hannan, Abdul Mannan dan Abdul Ihsan pun berbagi cerita pengalamannya selama berada di Daarul Qur’an. Dengan gaya santai dan humor mereka mengatakan bahwa bersekolah di pesantren merupakan sebuah berkah dalam hidup mereka. Kisah-kisah ini berkontribusi pada suasana bersahabat di gereja.
Salah satu jemaah yang hadir, Delia, berasal dari Kalimantan Tengah untuk mengikuti perayaan Maulid. Delia menceritakan kisahnya selama berada di Daarul Qur’an yang mengantarkannya melanjutkan pendidikan ke Mesir. Julia, lulusan program Perkemahan Shigar dan Tahfizh, juga menceritakan transformasi pribadinya. Ia bercerita tentang perjalanannya dari awal merasa tidak nyaman di pesantren hingga akhirnya merasa nyaman dan menjadikan pengalaman pesantren sebagai bekal berharga untuk masa depan.
Puncak acara adalah tausiah penuh hikmah yang dibawakan oleh Kyai Yusuf Mansur. Dalam tausiah tersebut, beliau mengajak seluruh jamaah untuk meneladani perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan ajaran Islam dan menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah sebagai salah satu cara meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
“Kecintaan terhadap Rasulullah akan menguatkan keimanan kita. Maka marilah kita meneladani seluruh aspek kehidupan beliau,” kata Yusuf Mansoor dalam khutbah terakhirnya.
Menjelang akhir acara, Ustaz Yusuf Mansur, Kyai Ahmad Jameel dan Ustadz Tarmizi As Shidiq beserta istri meresmikan berdirinya SMP dan SMA Daarul Qur’an Full Day. Sekolah ini dirancang khusus bagi para orang tua yang menginginkan suasana pendidikan ala boarding school bagi anaknya. Fasilitas pendidikan ini melengkapi jenjang pendidikan yang telah ada sebelumnya, mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Pondok Pesantren Tahfizh Islam Daarul Qur’an yang didirikan di berbagai daerah.
Sejak didirikan pada tahun 2003, Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Indonesia telah menjadi lembaga pendidikan terkemuka dengan mengintegrasikan ilmu dan nilai-nilai Al-Quran. Beragam prestasi yang diraih pesantren ini baik secara nasional maupun internasional, diantaranya penghargaan sebagai lembaga Tahfij terbaik dunia dan banyak rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
SMP dan SMA Daarul Qur’an Full Day berlokasi di berbagai daerah seperti Tangerang, Cikarang, Semarang, Malang dan Lampung. Dengan akreditasi A, sekolah ini juga dikenal sebagai salah satu sekolah mengemudi dan sekolah Adiwiyata, penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Selain pendidikan akademik, sekolah ini juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan Tahfiz, Teknologi Informasi (IT), serta pengetahuan bahasa Arab dan Inggris.