Tak Diinginkan Kelahirannya, Perjalanan Wanita Ini Jadi Mualaf Menguras Air Mata

Titik Kumpul Lifestyle: Namanya Amna, perempuan asal Islandia ini memilih masuk Islam pada Januari 2017. Perjalanannya mencari bimbingan sendiri cukup berliku. Selain itu, kehidupannya sebelum mengenal Islam cukup berliku-liku dalam pikirannya.

Amna bercerita, sebelum ia mengenal Islam, hidupnya sangat hampa. Bahkan, ia harus menerima bahwa ibunya tidak pernah menginginkan dirinya hadir di dunia. Bergerak lebih banyak, oke?

“Pendekatan sekolah tidak bisa mengisi kekosongan yang saya rasakan. Saya tidak tahu tujuan hidup ini. Ibu saya pernah berkata bahwa dia tidak ingin melahirkan saya, bahwa dia tidak ingin mempunyai anak lagi.” dia berkata. Amna, dikutip dalam tayangan YouTube Duta Ayatuna.

Amna mengungkapkan, ibunya melahirkan hanya karena keinginan ayahnya. Mengetahui kehadirannya tak pernah diinginkan, ia bahkan berpikir untuk meninggalkan bumi ini selamanya.

“Waktu itu aku berharap aku tidak pernah melahirkan. Hampir setiap hari aku bertanya pada diriku sendiri kenapa aku dilahirkan ke dunia ini. Aku tidak pernah memilih untuk dilahirkan, tapi aku tidak pernah mendapat jawabannya,” ujarnya.

Tak sampai disitu saja, kehidupannya di masa remaja pun membuatnya semakin terisolasi. Pasalnya saat memasuki usia remaja, Amna kerap di-bully oleh teman-temannya. Ini juga membuatnya berpikir tidak ada yang peduli.

“Saya tidak punya arah dalam hidup saya dan saya sedang melalui hari-hari tersulit dalam hidup saya,” katanya. 

Sementara soal agama, Amna menolak menjadi Saksi Yehova seperti ibunya. Sebab menurutnya apa yang mereka ajarkan berbeda dengan apa yang mereka amalkan. 

“Ketika saya masih remaja, saya mengatakan kepada ibu saya bahwa saya tidak percaya pada Tuhan. Kemudian para perempuan di masyarakat berhenti berbicara kepada saya. Saya merasa mereka tidak peduli dengan saya sebagai pribadi. Saya pikir mereka hanya akan peduli pada saya. lakukan saja, saya tidak peduli apakah saya seorang Saksi Yehova”, kata.

Hingga akhirnya Amna belajar Islam dan bertemu dengan komunitas Muslim. Ini adalah pertama kalinya dia merasa diterima oleh orang lain. 

“Saya ingat betul pertama kali saya pergi ke masjid. Saya merasa sangat tenang dan luar biasa. Itu (pengalaman) yang sangat indah. Memberi saya ketenangan pikiran, dan saat itu juga saya merasakan kehadirannya. Ya Tuhan, itu adalah pengalaman yang sangat indah bagiku.” Hanya ada satu Tuhan dan satu Pencipta,” ujarnya.

Mempelajari Islam membawa Anda lebih dekat dengan Tuhan. Tak hanya itu, ketika ia mengenal Islam, ia merasakan hatinya dipenuhi ketenangan. Apalagi melihat kelakuan kaum muslimin yang begitu bahagia meski tidak punya apa-apa. 

“Dalam hidup ini orang mencari kebahagiaan di tempat yang salah, dan akhirnya tidak bahagia. Tapi ada orang di dunia ini yang hanya punya Tuhan, tidak punya apa-apa dan bahagia,” ujarnya.

Beliau menambahkan: “Terkadang mereka tidak selalu mempunyai makanan, namun mereka berbahagia karena mempunyai Tuhan. Karena mereka tahu bahwa dengan beramal shaleh dan menaati Allah, maka Tuhan akan memberikan Jannah kepada mereka. Ini adalah tujuan semua umat Islam, yaitu ., Jannah itulah yang membahagiakan mereka dengan melakukan amal shaleh,” ujarnya. 

Perasaan inilah yang saya cari sepanjang hidup saya. Tak terbayangkan bagiku untuk kembali ke kehidupan lamaku. 

Di sisi lain, meski ia masuk Islam pada tahun 2017. Namun, hingga saat ini sang ibu tak pernah benar-benar menerima keputusan Amna menjadi seorang Muslim. Ibunya juga melihat Islam dari sudut pandang negatif. Namun, setidaknya Amna kini bisa mengenalkan Islam kepada teman-temannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *