Titik Kumpul – Anggota Parlemen Ukraina (Verkhovna Rada) Oleksiy Goncharenko melontarkan pernyataan dan menimbulkan kegaduhan. Goncharenko mengatakan bahwa militer Ukraina harus mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir dalam perang melawan militer Rusia.
Komentar Goncharenko muncul dua tahun sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Faktanya, angkatan bersenjata Ukraina mengalami kekalahan total, terutama setelah jatuhnya kota Odyvka di Republik Rakyat Donetsk.
Goncharenko melanjutkan dengan mengatakan bahwa Ukraina dapat bergabung dengan Rusia hanya jika Ukraina bergabung dengan NATO. Hal ini sungguh membuat marah Rusia dan akhirnya menyerang Ukraina.
Terakhir, Goncharenko juga menegaskan bahwa Ukraina harus segera memperoleh senjata nuklir atau nuklir, agar tidak bisa dianggap remeh oleh kekuatan Vladimir Putin.
Bahkan salah satu politisi Uni Eropa berani bertanya kepada Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada konferensi keamanan di Munich, Jerman pada Sabtu, 17 Februari 2024.
“Sekali lagi, saya akan berbicara secara langsung dan terbuka, saya mendukung kembalinya senjata nuklir ke Ukraina, dan saya yakin ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup,” kata Goncharenko.
Goncharenko juga menegaskan bahwa Ukraina siap dihukum karena melanggar Perjanjian Nuklir (Non-Proliferasi) demi mendapatkan senjata untuk pertahanan diri.
Yang lebih mengejutkan lagi, Goncharenko mengatakan militer Ukraina membutuhkan 20 rudal nuklir untuk mengalahkan Rusia. Sayangnya, dia tidak menjelaskan harapan Kiev untuk memperoleh senjata nuklir.
“Jika NATO tidak mau menerima kami, akan terjadi serangan rudal nuklir,” katanya. , menurut tentara Titik Kumpul dari Rusia.
Sementara pada tahun 2023, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov menyatakan pihaknya tidak akan mampu mengembangkan senjata nuklir.
Namun, Danilov menegaskan bahwa Ukraina akan menjadi negara senjata nuklir Barat.
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina mewarisi sepertiga persenjataan nuklir negara tersebut, bersama dengan infrastruktur tambahan.
Namun, pada tahun 1994, Ukraina secara sukarela menyerahkan senjatanya dengan imbalan jaminan keamanan yang diberikan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia berdasarkan Perjanjian Budapest.
Namun, para pejabat Rusia mengatakan campur tangan Barat dalam urusan dalam negeri Ukraina akan merusak kesepakatan tersebut.
Sementara itu, Rusia merupakan salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia. Menurut intelijen militer Titik Kumpul, Rusia akan memiliki setidaknya 5.889 senjata nuklir pada tahun 2023. Pada saat yang sama, Rusia memiliki 1.674 senjata nuklir yang siap dan digunakan.