Tangisan King Faaz Ungkap Cinta pada Sonny Septian: Aku dan Mami Gak Ada Artinya Tanpa Daddy!

Jakarta, VIVA  –  Aktor tersebut menyentuh hati Raja Faaz saat mengungkapkan perasaan mendalamnya kepada ayahnya Sonny Septian.

Berdasarkan unggahan salah satu video podcast @kasi Solusi, Raja Faaz sangat bersyukur atas kehadiran sosok Sonny Septian yang memasuki kehidupan kelamnya.

“Aku dan ibuku bukan apa-apa tanpa seseorang bernama Sonny Septian,” ujarnya.

Ia pernah kehilangan seorang ayah yang tidak memberikan pengaruh positif dalam hidupnya. Namun sejak Sonny hadir, kesedihannya sirna dan tergantikan kegembiraan saat menerima kasih sayang seorang ayah.

“Hidupku hancur paman, aku kehilangan ayahku. Saat itu, ia belum bertemu dengan ayahnya (Sonny Septian). “Dan ketika saya akhirnya bertemu ayah saya, saya merasa hidup saya lebih baik,” katanya.

Raja Faaz juga menceritakan bagaimana Sonny Septian selalu meluangkan waktu untuknya, seperti mengantarnya ke sekolah dan menguji hafalan Alquran. Meski Sonny Septian sedang sakit, ia tetap berusaha memberikan perhatian penuh kepada Raja Faaz.

“Aku baik-baik saja dengan ayahku, setiap saat ada yang mengantarku ke sekolah. Kalaupun tidak ada apa-apa, ayahku selalu turun untuk melihat bagaimana aku menghafal Al-Quran,” ujarnya.

“Dan saat ini, meski ayah sakit, dia masih punya waktu untuk menguji ingatanku,” lanjutnya.

Sonny Septian khawatir dengan kejadian yang menimpa istrinya Fairuz A Rafiq dan Raja Faaz. Usai bertengkar dengan Galih Ginanjar, mantan suami Fairuz, menjadi patah hati sekaligus ketakutan yang dirasakan putra dan istrinya.

Bagi yang mengetahui perjuangan istri saya (Fairuz A Rafiq) saat dihancurkan oleh beberapa orang, itulah yang mempengaruhi pikiran anak saya, kata Sonny Septian.

Raja Faaz sangat merasakan dampak konflik orang tuanya. Di sekolah ia di-bully oleh teman-temannya dan Sonny Septian sangat sedih dengan kejadian tersebut. 

Sejak saat itu, Sonny Septian menyadari bahwa keinginan putranya hanyalah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah yang tidak bisa diberikan oleh Galih Ginanjar.

“Mereka menindasnya di sekolah, mereka mengatakan berbagai macam hal. Saya tidak berharap dia mengatakan itu. “Mungkin yang dia maksud adalah ketika dia merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya, dia bisa mendorongnya untuk mengekspresikan bakat dan kemampuannya secara maksimal,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *