Tantangan Hak Cipta di Industri Musik, WGTC Ajak Musisi Muda Peduli Hukum

JAKARTA, Titik Kumpul – Perdebatan hak cipta terus menjadi perbincangan hangat di kalangan pencipta lagu dan komposer, terutama terkait royalti yang diperoleh dari karya seninya. Jika hak kekayaan intelektual tidak dikelola dengan baik, maka hak untuk menerima royalti yang sesuai akan terkena dampak langsung.

Wahana Musik Indonesia (WAMI) menyadari pentingnya pendidikan dalam hal ini dan telah meluncurkan program WAMI Goes to Campus (WGTC). Gulir lebih jauh, oke?

Program ini bertujuan untuk mengedukasi para musisi muda di kampus tentang pentingnya pengelolaan hak cipta dan royalti. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap para musisi khususnya generasi muda semakin sadar akan pentingnya pengelolaan hak cipta dalam dunia musik.

Frankie Indrasmorrow, salah satu pembicara di WGTC, menekankan pentingnya musisi terhadap perkembangan pengelolaan hukum hak cipta. Menurut Frank, keinginan untuk menciptakan karya seni harus dibarengi dengan perlindungan hukum yang memadai.

“Yang paling penting adalah para pencipta lagu tidak pernah berhenti belajar tentang hak-hak yang harus dilindungi oleh para pencipta lagu,” ujar mantan drummer Knife itu dalam acara baru-baru ini.

Ranga Viseza, Ketua Program Riset Produksi Media Universitas Indonesia, memuji kegiatan WGTC sebagai informasi berharga bagi industri musik. Ranga menegaskan, penting bagi musisi untuk memahami aspek pengelolaan hak cipta agar karyanya terlindungi secara hukum.

“Kami rasa sudah saatnya musisi memahami hak cipta dan pendidikan hukum di industri musik agar ciptaannya dapat terlindungi dari pembajakan dan penggunaan tidak sah,” kata Ranga.

Oleh karena itu, Kezia Karnila, Ketua Program Penelitian Musik di Konservatorium UPH Karawaci, menyatakan perlunya diskusi lebih mendalam setelah WGTC untuk membahas perkembangan industri musik yang selalu berubah.

“Buatlah FGD atau forum terbuka antara pegiat seni dan pakar perkembangan digital dan teknologi,” kata Kezia.

Sementara itu, Head of Corporate Communication WAMI, Robert Muliaraharja, mengatakan masih banyak komposer yang belum memahami sepenuhnya hak cipta musik. Melalui WGTC, Robert berharap lembaga pendidikan dapat berperan aktif dalam mempelajari pengelolaan hak cipta musik di Indonesia.

“Kami juga mendukung berkembangnya penelitian dan publikasi akademis tentang hak cipta di Indonesia. “Saya berharap WGTC dapat menjadi salah satu pemimpin dalam upaya ini,” kata Robert.

Selain itu, WAMI berupaya untuk mendorong lebih banyak generasi muda, khususnya Generasi Z, untuk terjun di industri musik. Menurut Robert, industri ini menghadapi banyak tantangan dan membutuhkan ide serta inovasi baru.

“Kami mendorong para musisi untuk menghadiri acara sosialisasi, workshop dan bergabung dengan komunitas musik dimanapun mereka berada untuk membantu musisi lebih memahami seluk beluk industri musik,” jelas Robert.

Melalui program edukasi ini, WAMI berharap dapat melahirkan generasi musisi yang tidak hanya produktif dalam berkarya, namun juga cerdas dalam mengelola hak cipta dan memahami aspek hukum yang menyertainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *