Jakarta, Titik Kumpul – Emisi karbon mengacu pada pelepasan karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer.
Gas-gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas, serta aktivitas manusia lainnya seperti penebangan kayu, pertanian dan industri.
Untuk memerangi perubahan iklim, Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 melalui upayanya sendiri dan sebesar 41 persen melalui kerja sama internasional.
Hal ini tertuang dalam Dokumen Kontribusi Nasional (NDC) yang diperbarui pada tahun 2021.
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan berbagai kebijakan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, antara lain peningkatan bauran energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi dan perlindungan hutan, pengembangan kendaraan listrik, dan penerapan program daur ulang hutan.
Pabrik PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo optimistis mampu berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon sebesar 40 persen pada tahun 2030 dan mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060.
Melalui bisnis saat ini, CEO PTPN IV PalmCo Jatmiko Krisna Santosa mengungkapkan total jejak karbon yang dihasilkan Grup PTPN akan setara dengan 2,35 juta ton setara CO2 pada tahun 2030.
Untuk itu, berbagai rencana dekarbonisasi telah dilakukan, termasuk upaya yang dapat mencegah produksi karbon dioksida yang merupakan faktor utama dalam memerangi perubahan iklim.
“Emisi karbon banyak berasal dari gas metana yang berasal dari air limbah. Dengan beroperasinya 7 pabrik biogas PalmCo, mereka dapat menangkap metana dan mengubahnya menjadi energi terbarukan, yang sejauh ini kami telah berhasil memblokir 150.000 ton CO2. , dia berkata.
Selain membatasi limbah yang dihasilkan, pada lahan seluas 523.000 hektar terdapat pohon palem yang mampu menyerap 6 juta ton karbon per tahun. Dia ingin 50 pohon palem bisa dimanfaatkan oleh industri energi terbarukan.
“Ke depan, jumlah pembangkit listrik akan bertambah seiring dengan konversi biogas ke bio CNG yang mampu mereduksi 937 ribu ekuivalen CO2 atau sekitar 40 persen produksi PTPN Group sebesar 2,35 juta ton. Kita bisa menang bersama. . net zero emisi, meski kita menerapkannya lebih cepat dari tahun 2060, “kata Jatmiko.