Jakarta, Titik Kumpul – Mentimun sayur yang memiliki tekstur dan banyak air ini banyak ditemukan di berbagai masakan Indonesia. Selain dijadikan lalapan untuk menghilangkan rasa pahit dan minyak di mulut, timun juga sering dijadikan buah tambahan pada Rujak, atau sebagai tambahan pada ketoprak karedok dan gado-gad.
Namun sayangnya, banyak wanita yang enggan mengonsumsi timun karena dianggap dapat menyebabkan keputihan keruh. Apakah itu benar? Terkait hal ini, seksolog dan pendidik anti penuaan, Dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) angkat bicara. Ia membantah makan mentimun bisa menyebabkan vagina basah.
“Makan timun tidak akan menyebabkan vagina keruh. Keruh artinya keputihan,” ujarnya, dikutip dalam video singkat YouTube.
Pria yang diobservasi juga mengatakan bahwa wanita biasanya mengalami keputihan. Ia mengatakan, keputihan dianggap normal jika tidak berbau dan tidak berwarna. Biasanya penderita keputihan sedang mengalami stres, menjelang menstruasi atau saat menggunakan alat kontrasepsi.
“Keputihan itu fisiologis atau normal, misalnya bening, tidak berbau, dan terjadi sebelum menstruasi, saat hamil, atau saat stres, atau saat menggunakan alat kontrasepsi,” ujarnya.
Sedangkan keputihan sendiri dianggap tidak normal, disertai warna gelap dan bau tidak sedap akibat infeksi.
“Keputihan yang patologis atau tidak normal itu disebabkan oleh infeksi seperti infeksi jamur, bakteri dan sebagainya. Vagina keruh inilah yang menyebabkan keputihan tidak normal,” ujarnya.
Di satu sisi, Haekal Anshari juga menjelaskan, memang ada wanita yang memiliki vagina lebih keruh dibandingkan wanita lainnya. Beberapa kondisi yang menjadi penyebabnya antara lain kelebihan berat badan atau obesitas hingga terlalu banyak hormon estrogen pada wanita.
“Entah ada sebagian wanita yang vaginanya lebih keruh karena misalnya obesitas, atau karena hormon estrogennya lebih banyak,” ujarnya.