Tasya Kamila Masih Kasih Susu ke Anak Selepas Masa ASI, Ini Alasan Cerdiknya

Jakarta, Titik Kumpul – Tasya Kamila memiliki seorang putra dan putri. Meski Tasya Kamila kehilangan anak pertamanya, Arrasya Vardhana Bakhtiyar karena pemberian ASI eksklusif, Tasya mengaku anak pertamanya tetap mendapat ASI. Diantaranya adalah putri kedua Shafanina Vardhana Bakhtiyar. 

Menurutnya, pemberian susu setelah menyusui dinilai penting. Mengingat pengalaman putranya saat berusia tiga tahun dan tinggi badannya rata-rata. Gulir ke bawah untuk mempelajari cerita selengkapnya! 

“Saya rasa saya adalah tipe orang yang terus memberikan susu pada bayi setelah menyusui karena pengalaman pribadi saya. Saat itu, Arrasya berusia 3 tahun dan memiliki berat badan di atas rata-rata. Hanya saja tinggi badannya rata-rata, dokter anak ingin tinggi badannya di atas rata-rata agar rasio tinggi badan dan berat badannya sama, ujarnya saat ditemui dalam jumpa pers Indomilk Kids Low Sugar di JCC Senayan baru-baru ini.

Selain memberikan protein hewani, Tasya Kamila juga mengandung susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium pertumbuhan bayi.

“Itulah mengapa Anda menggunakan susu selain protein hewani karena Anda membutuhkan kalsium dan nutrisi lain dalam susu. “Makanya sampai saat ini anak saya tetap minum susu meski sudah disusui,” jelasnya.

Suhu ultra tinggi (UHT) adalah jenis susu yang diberikan Tasya kepada bayinya. Namun, sebagai orang tua, ia juga mempunyai tanggung jawab besar dalam memilih susu UHT yang tepat. Ia sendiri mengaku selalu mengecek kandungan susu UHT, terutama kandungan gulanya.

“Yang jadi perhatian saya cuma pilih susu UHT karena praktis. Arrasya juga suka karena rasanya enak. Cuma kandungan gulanya saja, jadi ini yang jadi perhatian. Ibunya harus periksa apa saja kandungannya, termasuk gulanya,” jelasnya.

Di sisi lain, ahli gizi Esti Nurvanti, S.Gz, RD, MPH, PhD menemukan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat membawa banyak masalah kesehatan serius pada anak. Mulai dari obesitas hingga masalah kardiovaskular yang bisa menimbulkan masalah serius lainnya seperti diabetes.

“Kita tahu bahwa konsumsi gula berlebihan meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan lain-lain. “Oleh karena itu konsumsi gula perlu diperhatikan khususnya pada anak-anak”, ujarnya.

Esty menjelaskan, jumlah gula harian untuk anak dibatasi 25 gram atau 5 sendok teh. Orang tua juga harus memperhatikan asupan gula harian anak.

“Anak-anak 25 gram. Jadi ketika kita melihat anak-anak, saya sering menemukan bahwa anak-anak menyukai minuman teh kemasan yang banyak mengandung gula. “Sebagai orang tua, kita perlu membuat minuman yang mengandung nutrisi penting,” jelasnya.

Terkait konsumsi susu UHT, Esti telah membuktikan bahwa susu UHT aman dikonsumsi. Selain itu, protein yang terkandung dalam susu UHT lebih cepat diserap tubuh dan lebih baik dibandingkan kacang-kacangan.

“Konsumsi protein penting bagi anak, sesuai kampanye Kementerian Kesehatan, anak juga harus mencukupi kebutuhan proteinnya karena penting untuk pertumbuhan dan mencegah stunting. “Anak-anak sering mengalami kendala ketika ibunya memasak ayam dan tidak menghabiskan (memakan) telurnya atau terkadang kehilangan nafsu makan,” jelasnya.

“Lagipula, anak-anak cepat minum susu. Susu lebih mudah dicerna dibandingkan kacang-kacangan dan susu lebih baik diserap oleh anak-anak. Nutrisinya juga lengkap, antara lain zat besi dan vitamin, jelasnya.

Sementara untuk menghindari overdosis susu UHT, Esty mengatakan anak-anak, khususnya usia dua tahun, sebaiknya hanya mengonsumsi dua karton kecil susu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *