Tegas, Ustaz Khalid Basalamah Larang Konsep Puasa Setengah Hari Dikenalkan kepada Anak

Belanda. Tidak dapat dipungkiri pentingnya mengenalkan anak pada konsep puasa Ramadhan sejak dini. Amalan ini tidak hanya membantu mereka mempelajari nilai-nilai agama, namun juga membuat mereka kokoh dalam perilaku orang dewasa. 

Hal yang lumrah dilakukan orang tua ketika mengajak anaknya menginap setengah hari, memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasa haus dan lapar di lingkungan yang tenang. Namun, penting untuk dicatat bahwa pendekatan ini sebenarnya tidak direkomendasikan oleh beberapa ilmuwan.

Ustaz Khalid Basalama, misalnya, menganjurkan untuk mengajarkan anak berpuasa secara bertahap, terutama pada lansia berusia 4 hingga 6 tahun. 

Proses ini tidak hanya berupa puasa setengah hari, tetapi juga membimbing anak sesuai dengan bakat masing-masing individu. Menurutnya, sejak usia dini anak-anak harus dididik untuk menuntaskan puasa hingga waktu Maghrib.

“Dan saran saya begini: Saya tidak akan pernah menggunakan nama itu setengah-setengah. Ini tidak benar, puasa selatan. Ini bukan puasa selatan. Ini puasa lengkap,” jelas Ustaz seperti dilansir YouTube-nya. saluran.

“Jadi misalnya kalau di tengah hari jam 12 siang, jam 1 siang, jam tiga siang misalnya anak sudah tidak bisa berdiri lagi, dia akan berbuka puasa,” tambah Ustaz Khalid Basalama.

Dengan pendekatan ini, penting untuk memberikan dukungan kepada anak. Misalnya, jika seorang anak hanya bisa berpuasa selama 5 jam, maka ia harus diberi dukungan dan pujian dengan harapan ia dapat menambah durasi puasanya secara bertahap. 

“Tapi jangan bilang bagus kalau kamu berpuasa setengah hari. TIDAK. Karena tidak ada yang namanya siang hari. Jangan lewat, karena di shari kita memang ada kelaparan setengah hari,” ujarnya. lagi.

“Tetapi jika dia tidak dapat bertahan dari pagi hingga sore hari, katakanlah dia diwajibkan berpuasa. Besok kita akan berpuasa lagi. Dia akan berpuasa sampai dia tidak dapat bertahan, lalu kami berpuasa agar baik-baik saja.” .” Dan dia berkata lagi.

Hal ini penting agar anak tidak terjebak dalam anggapan bahwa puasa setengah hari adalah aturan yang berlaku hingga mereka dewasa. Ustaz Khalid Basalama pun menceritakan pengalamannya dimana sang bocah menyatakan bahwa kali ini ia berpuasa setengah hari karena diizinkan oleh orang tuanya.

Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk memperhatikan keinginan anak terkait puasa. Jika anak ingin berpuasa seharian, ia harus didukung tanpa pengasuhan orang tua. 

Ketika tiba waktunya untuk berbincang, sangat dianjurkan untuk memuji dan mungkin memberikan hadiah kepada anak-anak atas ketaatan mereka dalam menjalankan ritual Ramadhan. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan yang kondusif bagi anak untuk secara bertahap dan positif tumbuh dan berkembang dalam ketaatan beragamanya.

“Kemudian dia akan terbiasa dengan puasa dan ritual-ritual sebelumnya seperti mengeluarkan zakat atau sedekah yang dilanjutkan dengan sholat, sangat baik untuk diajarkan sejak kecil hingga dewasa,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *