Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia

Jakarta, Titik Kumpul – Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan menjadi penyebab kematian utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker bertanggung jawab atas sekitar 10 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal dalam tubuh tumbuh tidak terkendali, menyerang jaringan sehat dan menyebar ke bagian tubuh lain (bermetastasis). 

Jenis kanker yang umum adalah kanker paru-paru, payudara, usus besar, dan prostat, yang prevalensinya terus meningkat di negara-negara berkembang. Pindah ke.

Kanker dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor intrinsik meliputi kecenderungan genetik dan mutasi DNA, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi gaya hidup, paparan bahan kimia berbahaya, radiasi, pola makan tidak sehat, merokok, dan infeksi tertentu (seperti HPV pada kanker serviks). Mengingat kompleksitas penyebabnya, tidak ada solusi tunggal untuk pencegahan penyakit kanker, namun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi risikonya, terutama dengan menggalakkan gaya hidup sehat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.

Ketika kejadian kanker meningkat, upaya untuk mengobati penyakit ini terus berkembang baik melalui inovasi medis dan kebijakan kesehatan masyarakat. Secara umum pengobatan kanker terdiri dari beberapa pendekatan yaitu pencegahan, deteksi dini, pengobatan dan perawatan paliatif.

Teknologi kedokteran modern telah memungkinkan terciptanya berbagai inovasi dalam pengobatan kanker. Penemuan yang menjanjikan adalah radioterapi nuklir (terapi dan diagnosis), sebuah teknologi yang dapat menggabungkan fungsi diagnosis dan pengobatan dalam satu langkah. Hal ini memungkinkan deteksi yang lebih akurat serta terapi yang lebih tepat sasaran.

Di Indonesia, kemajuan pengobatan kanker semakin meningkat berkat kemitraan strategis antara RS Hermina dan United Imaging seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya. Kolaborasi ini menjadikan RS Hermina menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi terapi digital pada layanan onkologi.

Teknologi ini, seperti PET-CT digital, dirancang untuk mendeteksi kanker lebih dini dan mengobatinya dengan lebih akurat. Seperti yang dikatakan Yulisar Hiat, Wakil Direktur Keuangan dan Strategi PT. Medikaloka Hermina: “Kolaborasi ini memungkinkan RS Hermina memberikan layanan pengobatan kanker yang lebih optimal dan spesifik.”

Kemitraan ini merupakan sebuah langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kanker di Indonesia, mengingat saat ini masih banyak pasien yang terpaksa berobat ke luar negeri. Dr. Jusong Xia dari United Imaging juga menekankan pentingnya menyediakan teknologi medis canggih di dalam negeri untuk mengurangi beban ekonomi pasien dan negara. Diharapkan dengan tersedianya teknologi tersebut, proses diagnosis dan pengobatan kanker di Indonesia dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

Salah satu tantangan utama yang masih dihadapi sistem layanan kesehatan Indonesia adalah kesenjangan dalam pemberian layanan kesehatan, termasuk layanan kanker. Saat ini, sebagian besar layanan kedokteran nuklir dan lanjutan masih terkonsentrasi di Jakarta dan beberapa kota besar, sementara daerah-daerah terpencil masih belum memiliki akses yang memadai. Dr. Justia Tuti, Ketua Umum Masyarakat Kedokteran Nuklir Theranostic Molekuler Indonesia, menekankan pentingnya pemerataan agar seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Kemitraan strategis seperti RS Hermina dan United Imaging membawa harapan baru bagi pengobatan kanker di Indonesia. Dengan teknologi terapi digital yang memungkinkan deteksi dini dan pengobatan yang lebih akurat, kualitas hidup pasien kanker di Indonesia diharapkan dapat terus meningkat. Upaya seperti ini juga membuka jalan bagi pemerataan layanan kesehatan di seluruh Indonesia sehingga masyarakat di berbagai daerah memiliki akses yang lebih mudah terhadap pengobatan kanker.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *