Depok – Anggota Komite D DPRD Depok, Ikravany Hilman mengaku mendapat laporan adanya sumbangan dari warga di SMKN 1 Depok. Laporan tersebut diterima beberapa hari lalu. Setelah itu, Ikra berangkat ke SMKN 1 Depok.
Ikra menemui Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Depok, Enden. Iqra meminta penjelasan atas banyak laporan yang diterimanya.
“Jadi karena informasi sumbangan uang kepada kami, saya datang. Meskipun ini adalah sekolah kejuruan yang berada di bawah administrasi distrik, namun yang datang untuk belajar di sini adalah penduduk Distrik Duke dan anggota Korea Utara, jadi saya akan mengklarifikasi Di Sini. Kaviar, 11 September 2023.
Ikra mengatakan, sejauh ini belum ada tuntutan yang diajukan terhadap pihak sekolah. Menurut penjelasan pihak sekolah, yang dilakukan adalah penggalangan dana melalui donasi. Hal ini dilakukan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan dana yang diterima di sekolah. Sumbangan ini bersifat sukarela.
“Saya sudah jelaskan sebelumnya bahwa tidak ada dampak atau pengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar siswa terkait donasi. “Kalau donasi ya sukarela, tapi kalau sekolah punya kebutuhan yang tidak ditanggung BOS, boleh dilakukan penggalangan dana,” ujarnya.
Politisi PDIP menegaskan, yang perlu dilakukan sekolah adalah menggalang dana secara paksa. Sama dengan IRS jika ditemukan. Untuk menggalang dana, sekolah dapat mencari perusahaan pihak ketiga melalui CSR. Lembaga pendidikan SMA/SMK dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Saya kira Pemerintah Kota Depok bisa melakukan upaya melalui CSR jika mereka memang peduli dengan anak-anak Depok yang bersekolah di sini. Bukan karena tidak melalui APBD, karena APBD tidak bisa intervensi karena SMA. “Tetapi perusahaan di sini bisa membantu melalui CSR yang dibina oleh DPRD Kota Depok,” ujarnya.
Jika ada sekolah yang memungut biaya, orang tua siswa bisa melaporkannya, kata Ikra.
“Untuk lebih jelasnya, ini adalah sumbangan. Jadi harapan saya, kalau ternyata bukan donasi, mohon dikabari lagi. “Tetapi hari ini kami tegaskan kepada pihak sekolah bahwa itu adalah sumbangan,” ujarnya.
Pihak sekolah membutuhkan dana Rp4 miliar untuk beberapa kebutuhan. Karena dana dari pemerintah tidak mencukupi, sekolah menyumbangkan uang kepada setiap siswa.
“Harganya sekitar Rp4 miliar. Saya tidak yakin tentang (penggunaannya), belum ada informasi tentangnya. “Tetapi yang pasti tahun ini adalah tahun yang permintaannya melebihi dana BOS,” tutupnya.
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.