JAKARTA Titik Kumpul – Jumlah umat Islam di Jepang dikabarkan meningkat drastis dalam dua puluh tahun terakhir. Di tengah sebagian besar kepercayaan Shinto, penduduk setempat secara bertahap mulai memeluk nilai-nilai Islam.
Profesor Emeritus Sosiologi di Universitas Waseda Hirofumi Tanada memperkirakan jumlah orang Jepang yang masuk Islam adalah 200.000 orang. Hal ini ditandai dengan dibangunnya masjid cetakan di wilayah Sakura.
Hingga Maret 2021, terdapat 113 masjid yang terdaftar di Jepang. Jumlah ini hampir 10 kali lipat dibandingkan tahun 1999 yang berjumlah 15 tempat ibadah. Fenomena ini disebabkan oleh pertumbuhan dramatis ekosistem Muslim di Jepang.
YouTuber Jepang Takashi mewawancarai lima orang Jepang yang memutuskan masuk Islam. Video tersebut diunggah ulang ke YouTube Channel Duta Ayatuna.
Apa yang membuat banyak orang Jepang masuk Islam? Ini adalah ulasan.
Berdasarkan pengakuannya, kelimanya berubah pikiran setelah melakukan interaksi tatap muka dan pemahaman lebih dalam terhadap ajaran Islam. Bahkan ada di antara mereka yang rela istirahat untuk tinggal di Palestina dan belajar Islam.
Selain belajar, warga Jepang juga mempelajari bahasa, budaya, dan sejarah bangsa Arab yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam.
Salah satu pria yang diwawancara Takashi merasa alasan ia bertaubat karena Allah SWT itu nyata. Itulah yang dia temukan dari firman Tuhan dalam bahasa Arab. Itu sangat mengharukan baginya.
Orang lain yang dihubungi Takashi mengatakan ketertarikannya pada Islam karena keramahan dan kebaikan umat Islam. Pria tersebut mengatakan bahwa dia mengenyam pendidikan di Brunei Darussalam, yang 70-80 persen penduduknya beragama Islam.
Selain itu, pria tersebut juga mengatakan bahwa nilai-nilai Islam sesuai dengan pemikirannya. Hal ini memberinya simpati yang besar dan sifat ramah umat Islam yang ditemuinya, membuatnya merasa menjadi bagian dari komunitas Muslim. Hingga akhirnya memutuskan untuk berubah pada tahun 2017.
Alasan lain pesatnya pertumbuhan populasi Muslim di Jepang adalah masalah pernikahan. Dari empat orang yang diwawancarai dalam video tersebut, mereka mengaku ada pasangan muslim yang mereka temui saat mempelajari ajaran Islam.
Sementara itu, mualaf tersebut mengaku jatuh cinta dengan budaya Islam selama belajar di Bangladesh. Wanita itu mengaku punya banyak teman Muslim di sekitarnya.
Wanita yang menyukai hal-hal yang tidak biasa (sebaliknya) juga mengakui bahwa perjalanan ke Yordania mengajarkan mereka banyak hal tentang Al-Qur’an. Termasuk amalan sholat yang baik dan benar. Ketika kembali ke Jepang, ia merasa bisa mengadopsi tradisi Islam. Dukungan sang kekasih menguatkan tekadnya untuk menerima ajaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Yang menarik, seorang wanita Jepang lainnya masuk Islam dengan cara yang tidak biasa. Wanita berhijab itu mengaku mengenal Islam karena menjadi penerjemah untuk menyampaikan berita berbahasa Jepang dalam bahasa Arab.
Karena dia tidak tahu banyak tentang bahasa Arab dan Islam, dia memutuskan untuk mempelajarinya dan sudut pandangnya berubah. Wanita itu pun menemukan jiwa muslim dan memutuskan masuk Islam.
Meski masih ada warga Jepang yang berpandangan negatif terhadap umat Islam, namun sumber dalam video tersebut mengklaim bahwa negara tersebut memiliki toleransi terhadap umat Islam. Mereka mengakui tidak ada diskriminasi. Islamofobia pada masyarakat Jepang juga rendah dibandingkan negara-negara Barat seperti Eropa.
Meski demikian, para mualaf tak memungkiri masih kesulitan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pasalnya, banyak masyarakat Jepang yang belum memahami isi dan aturan bulan suci ini. Salah satu perempuan yang diwawancara Takashi dipaksa minum air oleh rekan kerjanya meski sedang berpuasa.