Jakarta – Dari apa yang tidak bisa kita lihat, tumbuhan dikelilingi oleh kabut halus udara yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dan melindungi diri. Seperti halnya bau, bahan kimia ini mengusir herbivora yang lapar dan memperingatkan tanaman di sekitarnya akan adanya predator.
Melansir Sciencealert, Jumat 19 Januari 2024, para ilmuwan telah mengetahui tentang perlindungan tanaman sejak tahun 1980-an dan telah menemukan lebih dari 80 jenis tanaman. Kini, tim peneliti Jepang telah menggunakan teknik pencitraan realitas virtual untuk menunjukkan bagaimana tumbuhan merasakan dan merespons sinyal atmosfer.
Ini adalah kesenjangan besar dalam pemahaman kita tentang komunikasi tumbuhan: kita tahu bagaimana tumbuhan mengirim pesan, tapi tidak tahu bagaimana mereka menerimanya.
Dalam penelitian tersebut, ahli biologi Yuri Aratani dan Takuya Uemura dari Universitas Saitama di Jepang memasang pompa untuk mentransfer bahan kimia yang dilepaskan dari tanaman yang dirusak oleh serangga ke tanaman yang tidak rusak dan menggunakan mikroskop fluoresen untuk mengamati apa yang terjadi.
Seperti dalam video, tanaman yang tidak rusak menerima pesan dari tetangganya yang rusak dengan jelas dan jelas, dan merespons dengan melambaikan daunnya yang panjang sebagai respons terhadap sinyal kalsium.
Ketika para peneliti menganalisis senyawa di udara, mereka menemukan bahwa dua senyawa, Z-3-HAL dan E-2-HAL, merangsang sinyal kalsium di Arabidopsis.
Dengan menciptakan tanaman Arabidopsis dengan sensor fluoresen sebagai kontrol, mesofil, atau sel epidermis, mereka menentukan sel mana yang pertama merespons sinyal bahaya.
Sel penjaga merupakan sel berbentuk kacang di permukaan tumbuhan yang membentuk stomata, pori-pori kecil yang terbuka ke udara saat tumbuhan menghirup CO2. Sel mesofil merupakan jaringan bagian dalam daun dan sel epidermis merupakan bagian luar atau kulit helaian daun.
Ketika tanaman Arabidopsis terkena Z-3-HAL, sel penjaga menghasilkan sinyal kalsium dalam satu menit, dan kemudian sel mesofil menerima pesan tersebut.
Selain itu, perlakuan dengan fitohormon yang menutup stomata tanaman secara signifikan mengurangi sinyal kalsium, artinya stomata berfungsi sebagai “hidung” tanaman.
“Kami akhirnya mengungkap permasalahan kompleks mengenai kapan, dan bagaimana, tumbuhan merespons ‘pesan peringatan’ di atmosfer dari tetangga mereka yang mengancam,” kata pemimpin studi Masatsugu Toyota, seorang ahli biologi di Universitas Saitama di Jepang.
“Komunikasi sederhana ini, yang tidak tersembunyi dari pandangan kita, akan sangat membantu dalam melindungi pabrik-pabrik di sekitarnya dari ancaman.”