Titik Kumpul Lifestyle – Apakah ada di antara Anda yang pernah berada di ruang operasi? Ada momen yang sering Anda rasakan dan penasaran saat memasuki ruang operasi. Salah satunya terkait suhu udara di ruang operasi yang sangat dingin.
Bahkan sebelum menjalani operasi, tremor sering terjadi. Pengalaman ini selalu menjadi pengalaman menarik ketika kita ngobrol di media sosial.
Lalu mengapa ruang operasi begitu dingin? Baru-baru ini, seorang ahli anestesi mengungkapkan alasannya dan menjadi viral. Mengutip akun TikTok @dr.M.SatriaMahdi, terungkap bahwa suhu dan kelembapan di ruang operasi sendiri diatur sedemikian rupa. Suhu di ruang operasi sendiri bisa diatur antara 18 hingga 24 derajat, sedangkan untuk kelembapan suhunya bisa diatur antara 40 hingga 60 persen.
“Banyak yang tanya kenapa ruang operasinya dingin dok, itu pertanyaan yang bagus. Suhu di ruang operasi dapat diatur antara 18-24 derajat Celcius. “Dengan kelembapan yang bisa diatur, idealnya antara 40 hingga 60 persen,” ujarnya sambil menunjukkan alat pengatur suhu dan kelembapan.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ada alasan khusus mengapa ruang operasi terasa dingin. Salah satunya adalah membuat ruangan menjadi steril. Suhu dingin diketahui dapat mencegah tumbuhnya kuman, bakteri, virus, dan jamur.
“Kenapa ruang operasi harus dingin? Tujuan pertama adalah mencegah tumbuhnya mikroba, mulai dari bakteri, virus, jamur. “Untuk menjaga ruang operasi tetap steril,” lanjutnya.
Ruang operasi yang sejuk juga membantu menjaga kenyamanan tim bedah. Pertimbangkan penggunaan dressing steril oleh tim bedah yang relatif tebal. Jika suhu di ruang operasi tidak sejuk, dikhawatirkan tim bedah akan merasa tidak nyaman dan berkeringat. Keringat dikhawatirkan akan merembes ke area operasi sehingga dapat menimbulkan risiko bagi pasien.
“Selanjutnya tim bedah memakai pakaian steril, setebal apa pun, bayangkan saja kalau ruangannya tidak dingin. Ya tentu saja akan terasa gerah dan panas tentunya akan membuat tim bedah tidak nyaman dan berkeringat. Keringat dapat merembes ke area operasi sehingga membuat area operasi menjadi kurang steril atau bersih. “Hal ini tentunya akan meningkatkan risiko penularan yang berbahaya bagi pasien itu sendiri,” ujarnya.