Jakarta, Titik Kumpul – Lucinta Luna, selebriti kontroversial yang selalu menyedot perhatian publik dengan kisah hidupnya, baru-baru ini mengungkapkan ketakutannya yang mendalam. Di balik berbagai perubahan tubuh dan penuh warna perjalanan hidup, Lucinta mengaku takut akan sesuatu yang tidak bisa dihindari siapa pun, yakni kematian.
Menurutnya, ketakutan tersebut bukan hanya muncul dari ancaman akhir hayatnya itu sendiri, namun lebih berkaitan dengan pertanyaan mendasar tentang bagaimana ia akan dikenang dan di mana ia akan ditempatkan, terutama di masyarakat yang terkadang masih ada. menemukannya. sulit menerima perjalanan hidupnya yang tidak konvensional. Gulir cepat untuk menemukan cerita lengkapnya!
Dalam podcast bersama Praz Teguh, Lucinta terang-terangan membahas ketakutannya akan kematian.
‘Ya, aku takut, aku takut. “Aku hanya membaca doa, aku tidak akan pernah meninggalkan ibadah itu,” kata Lucinta Luna di Youtube Deddy Corbuzier, seperti dikutip Rabu, 6 November 2024.
Ia mengatakan ketakutannya akan kematian membuatnya merasa perlu untuk terus beribadah. Saat berada di titik terendah, apalagi saat menjalani hukuman, Lucinta mengaku memperdalam ibadahnya bahkan berpuasa setiap hari Jumat sebagai bentuk pengabdian dan taubat.
“Selama krisis COVID-19, saya mengalami hal yang menyedihkan. “Titik terendah ya,” ujarnya.
Transformasi Pribadi dan Penerimaan Sosial Kisah hidup Lucinta penuh dengan transformasi fisik yang penting. Ia mengungkapkan, semua operasi yang dijalaninya bukan sekadar demi ketenaran, melainkan juga bagian dari upayanya mengatasi trauma dan penolakan yang dialaminya di masa lalu.
‘Karena aku trauma ketika ada pria yang menolakku. Jadi aku tidak menjawabnya. Jawabannya menyakitiku. “Pembedahan akan membuatnya menyesal,” katanya.
Namun di sisi lain, setiap operasi yang dilakukannya juga membawanya pada refleksi mendalam tentang hidup dan mati. Operasi-operasi tersebut, terutama yang melibatkan bagian vital tubuh, tidak pernah lepas dari risiko dan tantangan yang membahayakan nyawa.
“Hidup Anda dipertaruhkan, Tuan,” ucapnya serius.
Kekuatan Hidup dalam Sorotan Lucinta pun berbicara panjang lebar tentang perjuangannya menghadapi hinaan dan ejekan publik. Sejak kemunculan pertamanya di panggung hiburan, ia berkali-kali mendapat ejekan, terutama terkait penampilan dan pilihan hidupnya.
“Saya tersinggung banget sama orang Indonesia. OP lagi, OP lagi, OP lagi. Itu benar-benar membuat mental saya terganggu,” tutupnya.
Namun alih-alih menyerah, ia memilih untuk terus bangkit dan berubah. Lucinta dengan jelas menyatakan bahwa operasi ini adalah caranya menunjukkan kepada dunia bahwa dia memiliki kendali penuh atas dirinya sendiri, meskipun itu berarti harus mengalami rasa sakit yang luar biasa.
Menemukan Kedamaian di Balik Kontroversi Meski kehidupan Lucinta kerap dilihat dari sisi kontroversial, ada sisi lain yang banyak yang belum tahu: pencariannya akan kedamaian dan penerimaan diri. Dalam perbincangan tersebut, Lucinta mengatakan, sejak kecil ia merasakan tekanan untuk menjadi apa yang diinginkan orang lain.
Ia tumbuh dengan ekspektasi berbeda dari keluarganya, yang menginginkan dirinya menjadi laki-laki, namun semakin menemukan identitas dirinya yang berbeda dari itu. Ia menceritakan pengalamannya di lingkungan keluarga yang sangat sulit dan ia merasa ditinggalkan, terutama setelah kematian ayahnya.
Dalam laporannya ia menekankan pentingnya penerimaan diri. Meski dihakimi banyak orang baik di dunia nyata maupun dunia maya, Lucinta mengaku berusaha berdamai dengan segala ejekan tersebut.
“Allah Maha Pengampun, apapun dosamu, kalau difitnah pasti dipenjara, baik dihukum atau tidak,” ujarnya.
Refleksi dan Ketakutan akan Masa Depan Lucinta Luna mengaku, sepanjang perjalanan hidupnya yang panjang, ada ketakutan yang tak mampu ia hilangkan. Meski telah melalui banyak hal, mulai dari operasi hingga ejekan publik, menurutnya pertanyaan terbesar dalam hidupnya adalah bagaimana ia akan dikenang setelah kematiannya. Bagi Lucinta, kematian bukan hanya sekedar akhir hidup, tapi juga transisi yang membutuhkan persiapan mental dan spiritual.
Ketika ditanya bagaimana ia ingin dikenang, Lucinta mengatakan ia berharap ia akan dikenang dengan penuh kasih sayang, sebagai seseorang yang berjuang melawan segala rintangan dalam hidupnya. Ia berharap meski hidupnya penuh kontroversi, masyarakat melihat sisi baik dirinya, yakni keberanian dan kejujurannya dalam ingin berbuat baik.
“Saya ingin ketulusannya. Tanpa kebohongannya. Di antara keduanya,” kata Lucinta saat bercerita tentang keinginannya menjalin hubungan yang tulus, dengan pasangan dan penonton. Dia akhirnya ingin menerima siapa dirinya dan meninggalkan dunia sendirian.