JAKARTA – Ramalan Jayabaya merupakan sebuah teks kuno yang ditulis oleh seorang raja asal kepulauan, Raja Jayabaya, yang memerintah Kerajaan Kediri antara tahun 1133 hingga 1157.
Kepala Suku Jiabaya dikenal karena ramalannya yang diyakini akan terjadi di masa depan, termasuk pemimpin pulau berikutnya.
Dalam salah satu syairnya, Jayabaya meramalkan sosok Ratu Adil yang diyakini sebagai pemimpin pulau-pulau yang akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa.
Menurut banyak sumber, Ratu Adel dalam bahasa Jawa berarti penguasa.
Meskipun dalam bahasa sekarang kata “nyonya” mengacu pada permaisuri seorang raja, pada zaman dahulu kata itu berarti seorang penguasa tanpa diskriminasi gender, yang bisa berupa perempuan atau laki-laki.
Dalam wacana lain, Ratu Adil terkadang disamakan dengan Satriya Peningit yang juga disebutkan dalam ramalan Jayabaya.
Namun ada pandangan lain yang menegaskan Ratu Adil dan Satriya Penningit adalah dua lembaga berbeda. Beberapa orang berpendapat bahwa Satria Pengit tidak selalu sama dengan Ratu Adil.
Menurut ramalan Jayabaya, senjata yang dikaitkan dengan Ratu Adil adalah trisula. Senjata ini memiliki gagang yang panjang dan tiga mata yang melambangkan kebijaksanaan atau pengetahuan.
Dalam hal ini pengetahuan atau kebijaksanaan mencerminkan tiga hal pokok, yaitu kebenaran, kebijaksanaan, dan keadilan.