Tidak Hanya di Rusia, Ada Deretan Jejak ISIS dalam Aksi Teror di Indonesia

JAKARTA – Seorang teroris bersenjata lengkap menyerang gedung konser di luar Moskow, Rusia. Aksi teror yang disebut-sebut dilakukan kelompok Daesh ini menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka.

Tampaknya serangan teroris yang dilakukan ISIS juga merupakan serangan teroris di Indonesia. Lihat lebih lengkapnya sebagai berikut: Bom Bunuh Diri Kampung Melayu

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kampung Melio pada Rabu 24 Mei 2017. Akibat musibah tersebut, 5 orang tewas dan 12 orang luka-luka, termasuk dua terduga tersangka Achanak Noorul Salam dan Ahmed Sukri.

Permintaan ini dibuat oleh ISIS Media, Kantor Berita Amaq, seperti dilansir SITE Intelligence Group – sebuah perusahaan analis dan intelijen swasta yang berbasis di Maryland, AS – dan Turkish Radio and Television World (TRTWorld .com) dilansir oleh

“Kantor berita Amaq ISIS melaporkan bahwa serangan terhadap petugas polisi di Jakarta, Indonesia, pada 24 Mei 2017, dilakukan oleh ‘salah satu pejuang ISIS,’” tulisnya Amaq, yang diterbitkan di situs kelompok intelijen situs tersebut, berita . situsintelgroup. com.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pelaku bom Kampung Milieu merupakan anggota sel Madaria Jamaat Anshar Daula (JAD) di Bandung Raya. “Ini berdasarkan hasil pemeriksaan tim Denis 88,” kata Tito, di Seoul, 17 Agustus 2015.

Detasemen Khusus (DENS) 88 melakukan operasi di Mabes Polri di Sulu dan menangkap tiga terduga teroris. Berdasarkan pengakuan terdakwa, bom akan meledak di Kota Sulu pada 17 Agustus 2015.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Noor Ali mengatakan pada Jumat, 14 Agustus 2015 di Mapolres Sulu, “Ketiga tersangka tersebut adalah Ibad, YZ dan G.

Para teroris mengatakan bahwa terdakwa Noor Ali biasa melakukan ledakan bom di banyak tempat. Pengeboman akan dilakukan terhadap tempat ibadah dan kantor polisi Kristen dan Konghucu.

“Target teroris jaringan ini telah diidentifikasi. Alhamdulillah atas kerja sama polisi dan masyarakat, kami berhasil menghentikan serangan bom pada 17 Agustus,” kata Noor Ali.

Noor Ali mengungkap peran teroris. Pertama, Ibad merupakan penerima transfer uang dari Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah. Ibad jugalah yang mengajak kedua temannya melakukan serangan teroris.

Sedangkan YK merupakan ahli pembuat bom. Dia membuat bahan peledak rakitan untuk bom bersama terduga teroris Ibad. Terakhir, Jay yang ditangkap di Semangi diberi tugas untuk melakukan pembangunan sarana dan prasarana.

“J-Bomb juga melakukan survei untuk mengetahui lokasi serangan teroris.” Dia melakukan penyelidikan di Polsek Pasar Kaleon yang menjadi sasaran. Dia terlibat penembakan anggota Polri pada tahun 2012,” jelasnya. .

Ketiga terdakwa, kata Noor Ali, merupakan anggota Kelompok Jaringan Badri. Sedangkan Badri ditangkap Dennis pada 2012.

“Yang diamankan saat ini adalah anak buah Badri yang diamankan,” kata Noor Ali.

Kamis, 14 Januari 2016 merupakan hari kelam bagi masyarakat Indonesia. Ibu kota negara diteror bom. Sebanyak 31 orang tewas dalam ledakan tersebut, 7 orang di antaranya tewas. Seorang warga negara asing (WNA) asal Kanada pun turut tewas akibat kejadian tersebut.

Peristiwa bermula pukul 10.55 WIB dengan rentetan penembakan di kawasan Thamrin. Awalnya, pelaku menyerang kopi Starbucks di Gedung Teater Jakarta, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Tak lama kemudian, tersangka lainnya meledakkan bom bunuh diri di kantor polisi Sarinah Chowk, tak jauh dari kedai kopi Starbucks.

Usai ledakan, kelima terdakwa melepaskan tembakan ke arah polisi.

Dari dua kejadian tersebut, petugas Polri dari Polda Metro dan Dunces mengejar lokasi kejadian, dan terjadi baku tembak di depan Teater Jakarta.

“Kami menembak pelaku dari dua kelompok teroris,” kata Wakil Kapolri saat itu, Kamjan Budi Ganwan, Kamis, 14 Januari 2016.

Dari penggeledahan, polisi menemukan enam bom rakitan, lima di antaranya merupakan bahan peledak kecil bernama granat rakitan, dan satu bom berukuran kaleng biskuit.

Badi mengatakan serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok teroris Daesh. Tuduhan tersebut mengacu pada ancaman berkode terhadap konser yang akan menjadi berita internasional dari ISIS yang diterima polisi pada Desember 2015. Selain itu, Dennis sebelumnya juga menangkap kelompok teroris di wilayah Bandung, Jawa Barat.

Sebanyak 33 orang disebutkan dalam penembakan dan serangan teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Pada hari Selasa Juli 2016 pukul 07.30 WIB terjadi serangan bunuh diri di Mapolresta Surakarta. Terdakwa memasuki lingkungan Mapolres dengan menggunakan sepeda motor bernomor polisi AD 6136 HM.

Petugas polisi kemudian berhenti dan menanyakan kebutuhan pelaku. Karena tersangka tidak menjawab, dia melarikan diri sehingga dikejar.

Pelaku kemudian meledakkan dirinya di dekat kantor Pusat Pelayanan Polisi Terpadu (SPKT). Terdakwa tewas di tempat.

Sementara Brigadir Bom Adi yang bertugas di SPKT mengalami luka ringan pada mata kiri dan badan kanan.

Kapolri saat itu, Paul Badrudin Hatti mengatakan, Noor Rehman berasal dari jaringan kelompok Jamaat Ansar ud Daulah Khilafat Nastara (JADKN).

Menurut Badrudin, kelompok JADKN yang dipimpin Bahrun Naeem berbeda dengan kelompok Jama’ Anshart Dawlat atau JD yang dipimpin Aman Abdul Rehman. Namun kedua kelompok tersebut terkait dengan ISIS yang merupakan jaringan penangkapan di Majalengka

Denis 88 Anti Teroris menangkap teroris Jaringan Bom Majalengka. Tersangka ditangkap di Pandak Banda, Tangsel.

Penangkapan terjadi sekitar pukul 17.09 WIB, berlokasi di Jalan Ismaya Raya, Pondok Banda, Kota Tangsel, Banten, kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafale Amar, Senin, 28 November 2016. .

Terdakwa diketahui bernama Hendra alias Abu Pas. “Tertangkap di tempat pemancingan,” kata anak laki-laki itu.

Dalam postingan terpisah, Kepala Divisi Penerangan Masyarakat Polri Kompol Martins Setumpol mengatakan, hingga saat ini polisi telah menangkap empat teroris. Mereka terkait dengan Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah.

Mereka yang ditangkap adalah Pendeta Pritna Buvu (ditangkap di Majalengka), Abrin Agam (ditangkap di Blang Turkan, Aceh), dan Saif Bahri alias Abu Sefa (ditangkap di Desa Baros, Banten).

“Mereka adalah jaringan JAD yang terkait dengan al-Qaeda di Suriah,” kata Martins, di Mabes Polri. Empat orang resmi dicurigai. Penyidik ​​kini fokus menelusuri sumber dana yang masuk ke terdakwa.

“Sampai saat ini diakui dana mereka dibiayai sendiri untuk pembuatan bahan peledak tersebut. Polri terus mengembangkan kasus ini, mengusut siapa donornya, siapa pemberi dana kegiatannya, kegiatannya dan pengumpulan bahan kimia yang digunakan untuk membuat bom dalam skala besar digunakan, “kata Martinez.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *