Titik Kumpul – Artikel ini didedikasikan untuk Elang Khusus Militer Titik Kumpul, Pelda Vicarta. Prajurit Kostrad sejati yang berdinas di TNI Angkatan Darat selama 33 tahun sejak awal karir militer hingga akhir karir militernya, hanya bertugas di Batalyon Infanteri 501 / Bajra Yudha Para Raider Brigif 18 Trisula Divisi Infanteri II. Kostrad.
Senin, 6 November 2023 merupakan hari terakhir Asisten Letda (Pelda) Wikarta bersama prajurit TNI Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha dengan mengenakan seragam kamuflase hijau TNI.
Ya, sore itu, Komandan Yonif PR 501/BY Letkol Inf Arief Vidyanto usai dilepas dalam upacara adat satuan sipil 501 yang dikenal dengan nama Pelda Wikarta atau Pakde Wi dan istrinya resmi keluar dari satuan tersebut. mereka berjuang selama 33 tahun.
Pakde Wi tidak lagi menyukai Lintas Udara 501 Pakde Wi tidak lagi menyukai satuan lintas udara legendaris yang menyerbu Dili. Namun ia harus berpisah karena tugasnya sebagai prajurit TNI telah usai dan sudah saatnya ia hidup di tengah masyarakat sebagai purnawirawan prajurit.
Sebagai wujud kecintaan dan pengabdiannya kepada satuan, Letkol Inf Arief membungkukkan badan di hadapan Panglima di gerbang utama markas Yonif 501/BY di Madiun, Jawa Timur. menamainya Pak Trew Kostrad.
Beberapa bulan sebelum kasus perceraian ini, Titik Kumpul Military mendapat kehormatan untuk berbicara langsung dengan Letkol Inf Arief Pakde Wee tentang kepribadian aslinya, karir militer dan kehidupan pribadi lainnya.
Dalam variasi yang sangat langka dan mustahil ditemukan di media lain, Titik Kumpul Military mendapatkan banyak cerita tentang sosok Pakde Vi, mulai dari seorang remaja pedesaan yang masih berjuang untuk masa depan, hingga karirnya sebagai prajurit TNI.
Pakde Wee adalah prajurit TNI dari keluarga sederhana yang kakeknya adalah seorang pejuang kemerdekaan, lahir pada tanggal 13 Oktober 1971 di Chikampek, Karawang, Jawa Barat.
Memulai karir militer pada tahun 1991, mengikuti pelatihan sebagai Calon Tamtama (Katam) III/Kodam Siliwangi. Kemudian, saat mengikuti pelatihan infanteri di Suya, Banten, ia terpilih bergabung di Kostrad.
Dari seleksi tersebut, ia bersama teman-teman sekelasnya dikerahkan ke Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Trisula di Jabung, Jawa Timur. Dan pada bulan Juni 1991, ia langsung ditugaskan sebagai anggota organik Batalyon 501/Bajra Yuda dengan pangkat Prajurit Dua (Prada). Dan setelah itu dia tidak pernah dipindahkan ke departemen lain. Baik di jajaran Kostrad maupun di divisi Kodam lainnya.
“Saya bergabung dengan 501 ketika Komandan Batalyon Pak Satria Buana sudah meninggal dunia,” kata Pakde Wee.
Selama hampir 33 tahun mengabdi di Yonif 501/Bajra Yudha, Pelda Vikarta sudah sering keluar masuk wilayah operasional baik dalam negeri maupun internasional. Setelah beberapa bulan menjadi tentara, ia dikirim ke Timor Timur untuk melakukan Operasi Serokha bersama Batalyon Infanteri 501 pada tahun 1992-1993.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1995, Pakde Wee muda dikirim ke Australia untuk mengikuti latihan gabungan antara militer Indonesia dan militer Australia yang disebut Latma Kangaroo di Northern Territory.
Pada tahun 1996, ketika Yonif bergabung sebagai Unit Aksi Cepat (PPRC) 501/BY, secara tak terduga ia dikirim ke Irian Jaya untuk menangani kerusuhan di Jayapura atas meninggalnya tokoh Papua Thomas Wangga.
Setelah meninggalkan Papua, Pelda Wikarta dikembalikan ke Timor Timur oleh TNI pada tahun 1997. Kali ini ada operasi pengamanan pemilu. Sepulang dari sana, pada 19 Mei 1998, ia dikirim ke Jakarta untuk menjamin keamanan ibu kota yang rusuh itu.
Pada tahun 2000, Vicarta Pelda harus pindah lagi ke luar Jawa untuk memenuhi tugas pemerintahan. Kali ini dia dikirim ke Maluku Utara karena kerusuhan SARA di sana.
Tiga tahun kemudian, antara tahun 2003 dan 2004, ia harus meninggalkan markas lagi, karena Yonif 501/BY kemudian mendapat hak istimewa untuk melakukan operasi lintas udara di Aceh Tengah, diikuti dengan operasi darat lebih lanjut di Aceh Utara. Pemulihan keamanan dari pelanggaran GAM.
Kemudian pada tahun 2018 ia harus masuk ke Papua lagi. Kali ini dalam rangka operasi Satgas Keamanan Perbatasan RI-Papua Nugini. Nah, sekembalinya dari Papua, pada tahun 2019 hingga 2021, Pakde Wi berkesempatan mengikuti PBB sebagai Piala Dunia Afrika di Satgas TNI Kongo XXXIX-A RDB MONUSCO.
Membaca: Elang Kostrad akhirnya meninggalkan TNI usai bersujud di depan gerbang markas pasukan elit yang menyerbu angkasa