JAKARTA, 10 Juli 2024 – Penjualan mobil bekas di Indonesia diperkirakan meningkat signifikan pada tahun 2013-2015 dengan perkiraan sebesar 1,4 juta unit pada tahun ini.
Peningkatan tersebut mencerminkan pergeseran sikap konsumen terhadap mobil bekas akibat harga mobil baru yang tidak dapat diterima.
Riyanto, Pengamat dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengatakan total pasar mobil di Indonesia lebih dari 2 juta unit, 1,4 juta di antaranya merupakan mobil bekas.
“Masyarakat berubah karena harga mobil baru tidak bisa dibeli untuk pendapatannya,” ujarnya.
Perubahan ini terutama terlihat di Pulau Jawa, dimana 65% pembeli mobil pada tahun 2022 akan memilih mobil bekas. Di luar Pulau Jawa, angka ini turun sekitar 56%.
Faktor utama yang memotivasi konsumen memilih mobil bekas adalah perbedaan harga antara mobil baru dan bekas, serta depresiasi yang tinggi.
Apalagi, pasar mobil bekas kini lebih transparan. Konsumen tidak lagi membeli “cat in the bag” karena cacat pada mobil bekas sudah diketahui dan sudah termasuk asuransi.
“Pasar mobil bekas selama 10 tahun terakhir sudah transparan sehingga konsumen merasa lebih aman,” ujarnya.
Bob Azam, Wakil Presiden PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, pun mengangkat isu tersebut. Menurut dia, industri mobil bekas berkembang di tangan baru.
“Kami melihatnya berjalan beriringan. Industri mobil baru sedang booming. Mobil bekas pun semakin berkembang. “Kami melihat bahwa penyelarasan ini tidak menjadi masalah.”
Peningkatan penjualan mobil bekas ini mencerminkan potensi perekonomian dan daya beli masyarakat Indonesia, serta memberikan pilihan bagi konsumen yang membutuhkan kendaraan yang lebih terjangkau.