JAKARTA, Titik Kumpul – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) telah membeli kembali dua kapal perang canggih buatan Turki untuk memperkuat armada TNI Angkatan Laut di masa depan. Pembelian dua kapal perang canggih ini dimahkotai dengan pelaksanaan pertama misi tempur penuh (NB74 dan NB75) di bidang pemotongan baja (FSC) dua kapal penjelajah rudal cepat (KCR). Rabu lalu, 30 Oktober 2024 di Turki.
Pada Kamis, 31 Oktober 2024, Titik Kumpul Militer mengumumkan berdasarkan laporan resmi Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispanel) Indonesia bahwa proses pemotongan baja (FSC) pertama telah dimulai untuk dua kapal penjelajah rudal cepat (KCR) dalam misi tempur penuh ( NB74 dan NB75) ) merupakan pembelian dua kapal perang canggih yaitu Marsekal Udara Kabaranahan Kemhan. Hal itu dilakukan Staf Khusus DNI Laksamana Muda Retino Gunto, Panglima Angkatan Laut (Stafses Ghazal) mewakili DNI Yusufjauhari.
Kegiatan FSC ini merupakan bagian awal dari rangkaian program pengadaan pertahanan berdasarkan Perjanjian Jual Beli antara Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan TAIS Gemini dan Technology A.S.
Pembukaan pelaksanaan FSC ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Laksamana TNI Retiono Kunto, Sesbainstrahan, Duta Besar RI untuk Turki, Direktur TAIS, General Manager Galangan Sefine dan General Manager (GM) Galangan Sefine. Penandatanganan protokol FSC Full Combat Mission oleh Laksamana TNI Retiono Kunto dan GM Galangan Kapal Sefine Suleyman A. Tuzcuoglu mengakibatkan dialihkannya profil operasional KCR secara penuh dari GM Galangan Kapal Sefine kepada Laksamana TNI Retiono Kunto.
Kabaranahan Kemhan Marstia DNI Yusufjauhari, Laksamana DNI Retino Gunto dalam keterangan tertulisnya menyatakan, proses pemotongan pelat (FSC) pertama pembangunan Full Combat Propulsion Drive KCR untuk DNI AL merupakan momen krusial dalam proses pembangunan kapal. Inilah awal mula pembangunan struktur lambung kapal.
Kapal yang sedang dibangun ini merupakan jenis kapal rudal berkecepatan tinggi yang memiliki kemampuan tempur komprehensif dan terintegrasi serta bercirikan kecepatan tinggi, kata Kabaranahan Kemhan Marstia kepada TNI Yusufjauhari.
Pengangkut rudal cepat (KCR) Full Combat Mission, yang dibangun di galangan kapal Turki, memiliki panjang keseluruhan 70 meter dan lebar 11,7 meter, dengan kecepatan maksimum 40 knot, dan pembawa rudal cepat ini akan muncul nanti. Akan diperkuat dengan tim sebanyak 43 karyawan. Harapannya, dengan kemampuan tersebut, kedua kapal ini dapat terus mendukung dan memperkuat misi TNI Angkatan Laut di masa depan.
Dalam kesempatan lain, Kepala Staf Angkatan Laut (Qasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan TNI AL akan terus fokus melakukan modernisasi, pemeliharaan, dan pelayanan Aluchista untuk mencapai kekuatan siap operasional. Digunakan sesuai kebutuhan operasional untuk melindungi kedaulatan wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia.