Tompi Tolak Flexing, Perilaku yang Banyak Dilakukan Content Creator: Ini Pembodohan!

VIVA – Fleksibel adalah istilah populer yang berawal dari media sosial. Mengutip Kamus Cambridge, secara harafiah “membungkuk” diartikan sebagai “memamerkan”. Perilaku fleksibel berupa aktivitas mencari kesenangan yang mencerminkan kekayaan, gaya hidup mewah, prestasi, dan kesuksesan.

Banyak pembuat konten yang fleksibel dengan tujuan meningkatkan jumlah pengikut dan pemirsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa konten fleksibel akan selalu menjadi tren karena banyak diperbincangkan di kalangan netizen di dunia maya. dari

Tompi, seorang ahli bedah plastik dan penyanyi, bereaksi keras terhadap budaya fleksibel yang dilakukan banyak pembuat konten. Ia mengaku mendapat kesempatan menjadi bintang tamu dalam acara Q&A yang ditayangkan di channel YouTube sebuah stasiun TV. Kisah Tompi kemudian dibagikan kembali pada Minggu, 7 Juli 2024 oleh akun TikTok @simplify.

Menurut pelantun “Menhujam Hatiku” itu, perubahan tersebut merupakan hoax yang dibuat oleh pembuat konten. Tompi mengungkap pengalamannya tanpa memanfaatkan dampak perubahan konten yang dilakukan Atta Haririnter dan timnya.

“Saya marah banget sama tim Ata Haririnter karena di channel YouTube-nya dia menulis, “Rumah itu bernilai 150 miliar” (dalam konten berjudul “Tompy House Attack’),” kata Tompy.

Tompi kemudian bertanya kepada Atta Haririnter dan timnya asal usul besaran nominal tersebut. Pasalnya Tompy tidak pernah menyatakan nilai rumahnya. Suami Aurel Hermanscher membantah klaim dokter bahwa dia hanya menulis tagihan perumahan yang lebih baik untuk alasan bersenang-senang. dari

Tompi dipanggil fiskus karena konten bertajuk “Serangan Rumah Tombie” yang diposting di channel YouTube Atta Haririnter. Pemilik nama asli Tuk Adi Fitrian itu tiba-tiba memberi tahu petugas pajak agar pihak yang menulis dan mengunggah konten fleksibel itu dipanggil.

“Jadi waktu saya ketemu petugas pajak saya bilang, telepon siapa pun yang menulisnya. Telepon siapa pun yang menulisnya, dan tanyakan dari mana mereka mendapat informasi itu. Betul, itu sangat mengganggu saya,” tambah Tompey.

Jawaban asli Aceh disambut tawa moderator, penonton dan banyak panelis yang hadir. Tompy pun tak segan menjebloskan para pembuat konten ke penjara karena kerap menyerah. dari

Menurut Tompi, membungkuk merupakan tindakan tipu daya yang menipu orang yang melihatnya. Pembawa acara juga menyinggung budaya fleksibilitas yang juga banyak dipraktikkan oleh para selebritis. dari

“Orang-orang (bender) itu adalah makhluk paling bodoh di muka bumi yang harus dimusnahkan, karena membungkuk itu sia-sia,” jelas Tompie. dari

Tompi menilai konten fleksibel kurang dimanfaatkan oleh banyak pembuat konten. Tidak ada nilai yang mendorong seseorang untuk bersikap fleksibel. Dari segi agama, gaya hidup, dan sosial budaya.

“Benarkah bisa membahagiakan orang dengan bersikap fleksibel? Itu saja. Lebih baik kalau memang punya. Tidak ada gunanya, tidak ada gunanya bersikap fleksibel.” ujar Tompy. dari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *