Jakarta, Titik Kumpul – Diet penurunan berat badan kini berbeda. Diet yang populer saat ini adalah diet OMAD, atau “Satu Makan Sehari”. Apa itu?
Seperti namanya, diet OMAD mengharuskan praktisinya hanya makan satu kali sehari. Bahkan di jendela tertentu, buruan di sisa 23 jam. Klik untuk informasi lebih lanjut, yuk!
Menurut WebMD, diet OMAD merupakan metode puasa intermiten yang bertujuan untuk mengubah cara tubuh menerima energi. Dengan hanya makan satu kali sehari, tubuh tidak akan mampu menyerap makanan dalam waktu lama, sehingga tubuh akhirnya menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Seperti puasa intermiten pada umumnya, diet OMAD bekerja dengan cara mengontrol kadar insulin dalam tubuh. Saat Anda makan, tubuh memecah karbohidrat menjadi gula, yang kemudian digunakan sebagai energi. Kelebihan gula darah ini akan disimpan di dalam sel melalui proses yang dikendalikan oleh insulin.
Ketika Anda berpuasa dalam jangka waktu yang lebih lama, produksi insulin akan menurun. Tubuh akan mencari sumber lain dan akhirnya mengurangi lemak tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Namun untuk mencapai tahap ini, tubuh harus bekerja sangat cepat untuk mengurangi produksi insulin.
Manfaat nutrisi OMAD
1. Membantu membakar lemak
Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu membakar lemak tubuh. Meski tidak selalu menyebabkan berat badan berlebih, cara ini membuat tubuh lebih efisien dalam membakar lemak.
2. Meningkatkan metabolisme
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat seperti puasa intermiten dapat meningkatkan gula darah, terutama pada pria lanjut usia yang menderita diabetes dan obesitas. Meski penelitian ini tidak spesifik pada diet OMAD, namun diet terbatas menunjukkan efek positif pada metabolisme.
3. Menambah pengetahuan
Saat berpuasa, tubuh melepaskan orexin-A, senyawa yang membuat kita merasa terjaga dan fokus. Namun efek ini biasanya lebih terasa saat berpuasa di siang hari.
Pro dan Kontra Diet OMAD
1. Hidup itu sulit
Diet OMAD sangat ketat, sehingga tingkat kegagalan atau “dropout rate” sangat tinggi, hingga 65%. Rasa lapar yang terus-menerus juga bisa menjadi tantangan saat menjalani diet ini.
2. Meningkatkan rasa lapar
Diet OMAD dapat menyebabkan produksi hormon ghrelin meningkatkan rasa lapar. Hal ini dapat membuat diet lebih sulit dipatuhi dibandingkan diet biasa.
3. Tidak lebih baik dari mengurangi kalori
Meski mengurangi frekuensi makan, efektivitas OMAD dalam menurunkan berat badan tidak lebih besar dibandingkan diet kalori normal. Apakah Diet OMAD Aman?
Diet OMAD umumnya aman bagi orang sehat, meski bisa menimbulkan efek samping seperti rasa lapar yang ekstrim. Namun bagi penderita gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung atau diabetes, pola makan ini dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan hipoglikemia, atau penurunan gula darah yang parah. Mengingat efek samping ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mencoba diet OMAD atau diet ekstrem lainnya.