Tren Kebiasaan Belanja Generasi Muda: Ada FOMO, YOLO dan FOPO, Apa Itu?

VIVA, JAKARTA – Di era modern ini, banyak terjadi perubahan antar generasi, mulai dari gaya hidup hingga tren belanja yang pada akhirnya berdampak pada status finansial generasi muda. Sebelumnya, Kantor Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan generasi muda untuk mewaspadai fenomena FOMO, YOLO, dan FOPO.

Ketiga istilah modern inilah yang justru membuat generasi muda zaman ini terjerumus dalam permasalahan finansial. Ketiga pemotongan tersebut saat ini sedang menjadi kondisi yang tanpa disadari dialami oleh generasi muda, terutama yang masih berada di masa puncaknya. Jadi apa itu FOMO, YOLO dan FOPO? Berikut ulasan lengkapnya yang dihimpun dari berbagai sumber. Bergerak, ayolah!

FOMO

FOMO adalah kependekan dari “takut ketinggalan”. Digambarkan sebagai suatu kondisi dimana seseorang merasa takut untuk keluar karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Seseorang mungkin mengalami rasa cemas dan takut karena ketinggalan tren terkini atau hal-hal yang sedang viral di media sosial.

Misalnya saja boneka Labubu Lisa milik BLACKPINK yang sangat populer akhir-akhir ini menjadi hits. Di Indonesia, banyak seniman yang menjadikan Labubu sebagai pajangan atau gantungan kunci. Akibatnya permintaan terhadap produk tersebut tinggi sehingga mengakibatkan persediaan sedikit dan harga semakin mahal.

Orang-orang yang menderita FOMO menemukan cara untuk mengikuti tren boneka Labuboo. Oleh karena itu, mereka menghindari membeli dengan harga tinggi yang berdampak pada kondisi keuangan mereka.

Yolo

YOLO adalah singkatan dari You Only Live Once yang berarti hidup hanya sekali. Karena perkataan tersebut, banyak orang yang mau berbuat sesukanya, mengingat hidup hanya sekali.

Dikombinasikan dengan tren belanja, YOLO memungkinkan orang membeli produk favoritnya tanpa ragu. Kaum muda sering kali mengabaikan kebutuhan pokok demi membeli barang-barang yang sedang tren.

FOPO

Saat ini FOPO merupakan singkatan dari Fear of Other People’s Opinions, yaitu ketakutan yang disebabkan oleh pendapat orang lain. Menurut psikolog Michael Jerven, FOPO mengacu pada kecemasan tentang apa yang dipikirkan orang lain dan bagaimana reaksi orang lain terhadap perilaku Anda.

Dalam hal kebiasaan membeli, FOPO menyebabkan orang membeli melebihi kebutuhan primernya karena mereka khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya karena mereka tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *