Tren Perawatan Kecantikan Gunakan Teknologi AI untuk Bantu Diagnosis Masalah Kulit

VIVA – Penggunaan teknologi modern mulai banyak digunakan dalam industri kecantikan. Salah satu pemanfaatan teknologi dalam industri kecantikan adalah penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Dikatakan bahwa dengan memanfaatkan teknologi AI, dapat mendukung proses diagnostik pengobatan penyakit kulit dan membuat usulan pengobatan yang lebih akurat. Larissa Beauty Center merupakan salah satu klinik di Yogyakarta yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk perawatan kulit.

Stejo, Direktur Larissa Beauty Center, mengatakan saat ini belum banyak klinik kecantikan yang menerapkan teknologi tersebut karena membutuhkan banyak sumber daya. Selain itu, proses pengembangan sistem kecerdasan buatan juga memakan banyak waktu.​

Pak Stejo menjelaskan penggunaan AI dan ERP. Setiap pelanggan yang menerima perawatan wajah dipindai menggunakan teknologi berteknologi tinggi dan pengaduan diajukan ke rekam medis.

Pemantauan selanjutnya akan dilakukan oleh kecerdasan buatan yang akan menganalisis pengobatan yang diperlukan dan tepat tergantung jenis keluhannya, kata Stejo dalam keterangannya, Senin, 10 Juni. Dengan cara ini, data yang diterima tidak hanya akan disimpan, tetapi juga akan dianalisis untuk pengembangan pengobatan.

Artinya, sistem AI merekomendasikan pengobatan yang tepat, artinya sangat akurat bahkan 100% karena didasarkan pada data pelanggan, bukan asumsi untukmu.”

Stejo menjelaskan, setelah persiapan kurang lebih tiga tahun, teknologi kecerdasan buatan akan digunakan di Larissa mulai awal tahun 2024. Penggunaan AI tidak hanya mempermudah pekerjaan, tetapi juga membuat data rekomendasi pengobatan menjadi lebih akurat. Selain itu, Anda juga bisa memprediksi tren perawatan kecantikan di masa depan, termasuk kebutuhan perawatan kulit wajah.

“Dari sudut pandang pelanggan, layanan lebih mudah diterima dan rata-rata responnya lebih positif. Antrian lebih cepat, dan hasilnya lebih akurat. Faktanya, ini kami kembangkan karena butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkannya. Belum banyak orang yang punya melaksanakannya,” jelas Sutejo. .

Stejo menjelaskan, tren perawatan kecantikan saat ini adalah gaya Korea dan banyak orang yang ingin segera menjaga kecantikannya. Namun, anatomi kulit wajah tidak tersedia selama perawatan. Oleh karena itu, ia menggencarkan pengembangan pemanfaatan bahan alam yang dipadukan dengan teknologi.

“Misalnya kita menggunakan bengkuang, mentimun, alpukat, coklat, madu telur asli, umbi-umbian, dan kita menggunakan teknologi untuk mengolahnya,” ujarnya.

Didirikan pada 11 Juni 1984, Larissa kini berusia 40 tahun namun belum menyerah dengan konsep kembali ke alam. Konsep ini diwujudkan melalui penggunaan bahan-bahan alami secara konsisten, dipadukan dengan teknologi canggih, dan tidak menimbulkan ketergantungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *