Tsania Marwa Ungkap 7 Tahun Rebutan Hak Asuh Anak dengan Atalarik Syach Banyak Plot Twist

VIVA Showbiz – Perebutan hak asuh antara Tsaniya Marva dan Atalarik Syach bak sinetron yang tak ada habisnya. Pertarungan ini dimulai dengan gugatan cerai pada tahun 2017 dan berlanjut tujuh tahun kemudian tanpa kejelasan.

Permasalahan bermula dari putusnya pernikahan hingga berujung pada gugatan cerai di Pengadilan Agama Chibinong pada tahun 2017. Namun, perubahan pertamanya dalam konspirasi tersebut terjadi ketika klaim hak asuhnya ditolak karena kesalahan administrasi oleh pengacaranya. Hal itu diungkapkannya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Denny Sumargo.

“Saya mengajukan gugatan cerai pada tahun 2017 dan juga meminta hak asuh atas anak-anak saat itu. Namun ternyata ada kesalahan dalam dokumentasi pengacara saya. Oleh karena itu hak asuh saya tidak dapat diakui. tapi tidak ditolak,” kata Tsania Marwa.

Dua tahun kemudian, Tsaniya Marwa kembali mengajukan gugatan pada tahun 2019. Kali ini dia diberikan hak asuh atas putrinya Shabira karena dia belum bersekolah.

Sementara hak asuh putranya, Syarif Muhammad Fajri, diserahkan ke tangan Atalariq Syach dengan alasan sekolah tersebut berada di dekat rumahnya.

“Anak-anak, ikut aku Shabira, karena dia belum sekolah. Dan kemudian saya setuju. Saat itu saya juga sedikit kaget karena menurut saya agak tidak biasa. “Keputusannya adalah memisahkan kedua anak tersebut. Saya pikir itu dari pihak ayah saya atau dari pihak ibu saya,” katanya.

“Ternyata anak itu terpisah. Oke, mungkin ini peringatan Tuhan. “Mungkin saya sebagai ibu dan mantan suami sebagai ayah harus bersama-sama menjadi orang tua dan mengakhiri perebutan hak asuh agar kita bisa sama-sama membicarakan membesarkan anak sebagai sebuah keluarga,” kata Tsania Marwa.

Wanita kelahiran 5 April 1991 itu akhirnya menerima keputusan tersebut dengan bermartabat dan bahkan menyarankan agar Atalaric Syach mengajak Sharif bersamanya di akhir pekan agar tidak mengganggu studinya.

Namun Atalarik Syach justru mengajukan banding, dan terjadi twist lagi: hak asuh kedua anak tersebut berpindah ke tangan Tsania Marwa.

Namun tanpa menerima putusan kasasi, Atalarik Syach kembali menempuh jalur hukum dengan mengajukan penyidikan forensik (PC). Tsaniya dengan sabar dan tabah menjaga hak asuh anak-anaknya.

“Keluhan saja ke ayahmu, dia masih menjaga kedua anakku. Tidak ada lagi, komputer. Masih bersamaku. Jadi saya bisa melakukan eksekusi. “Kalau perwalian tidak diberikan, saya tidak bisa melakukannya,” pungkas Tsania Marwa.

Meski menang, kedua anaknya tetap tinggal bersama Atalaric. Hingga saat ini, Tsania Marwa masih berjuang untuk mendapatkan hak asuh tunggal atas kedua anaknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *