Universitas di Tangerang Hadirkan Pendidikan Arsitektur Berbasis Teknologi

VIVA – Perkembangan modern membuat seluruh tempat kerja atau layanan publik sepenuhnya digital. Tidak terkecuali pada lokasi konstruksi.

Saat ini, kemampuan mengintegrasikan pemahaman mendalam dan inovasi teknologi telah memasuki industri konstruksi dan menjadi kunci persaingan yang semakin ketat. Bahkan ke depannya, seorang desainer perlu mempelajari perkembangan dan tren teknologi terkini. 

Hal ini terlihat dari bagaimana sebuah rumah didesain menggunakan software atau dilakukan secara digital dengan menggunakan teknologi komputer seperti pemodelan 3D, rendering atau menghasilkan produk visual lainnya. 

Oleh karena itu, sumber daya manusia atau sumber daya manusia atau freshgraduate di industri konstruksi dituntut untuk mengembangkan keterampilan dan juga mempelajari berbagai alat teknologi.

Sebagai persiapan, salah satu universitas di Tangerang juga menawarkan sistem pendidikan komprehensif yang memadukan kurikulum yang terus diperbarui, staf pengajar berbakat, dan fasilitas modern kelas dunia.

Jackie Theodore, S.Ars., M.Arch., pengajar program Studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH), mengatakan kurikulum empat tahun bersifat kuat, komprehensif dan komprehensif dalam bidang arsitektur, bangunan dan kota sebagai hal yang terkait.

“Selain fokus pada keterampilan teknis dan desain 2D dan 3D, mahasiswa juga dilatih untuk mengembangkan keterampilan analisis kritis dan kuantitatif untuk menciptakan desain kontemporer. Keterampilan ini dikombinasikan dengan pemahaman mendalam tentang ilmu fisika, masyarakat dan lingkungan. “, ujarnya, pada Sabtu, 27 Januari 2024.

Ditambah lagi, akses ke laboratorium seperti laboratorium teknologi Arsitektur di Era Digital (AiDA). Terdapat ruang kelas, serta tempat kerja yang dilengkapi dengan teknologi terkini.

Lab ini dilengkapi dengan printer 3D, mesin computer numerik control (CNC) untuk memotong dan membentuk objek, pemotong laser untuk menghasilkan potongan berkualitas tinggi, Oculus Quest 2 (headset VR) bahkan drone untuk eksplorasi data dan pemetaan objek, katanya. dikatakan. . .

Kemudian menggunakan software Building Information Modeling (BIM). Sementara ke depan, pendidikan arsitektur akan memanfaatkan teknologi terkini dalam kurikulumnya.

“Menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) dengan standar dunia architecture, engineering, Construction (AEC) terkini, lab ini tidak hanya menjadi salah satu cara untuk mendukung pembelajaran digital, namun juga meningkatkan pemahaman teori arsitektur dan konsep konstruksi. dan desain infrastruktur Oleh karena itu, penciptaan sumber daya manusia juga dapat dicakup saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *