UP Kerjasama dengan University of Malaya, Ini yang akan Dilakukan

VIVA – Universitas Pancasila (UP) mempersembahkan kemajuan dunia pendidikan tinggi kepada mahasiswa kawasan ASEAN, khususnya Indonesia dan Malaysia. Yakni dengan mengadakan konferensi publik dengan topik Academic Excellence for College Students 5.0: Trends in Higher Education in Southeast Asia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UP antara lain Dr. Fonny Dameaty Hutagalung adalah profesor psikologi di Universitas Malaya.

Wakil UP 1, Prof. Dr. Sri Widyastuti menyampaikan, kegiatan ini juga bertujuan agar para mahasiswa dapat menggunakan ilmu psikologi perkembangan sesuai tuntutan zaman.

“Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa lebih mengikuti tren pendidikan tinggi dan gaya belajar di ASEAN serta dapat memanfaatkan ilmu psikologi untuk membangun generasi yang siap memenuhi tuntutan zaman,” ujarnya, Senin. , 20 Mei 2024 .

Kegiatan ini dikatakan membuka peluang kerja sama antara dua organisasi dari kedua negara. Untuk menciptakan formula hybrid yang cocok untuk UP dan Universitas Malaya.

Di sisi lain, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Prof. Dr. Awaluddin Tjalla mengatakan, kerja sama yang berkelanjutan dengan institusi luar negeri dapat memberikan insentif yang besar bagi mahasiswa untuk berkembang.

“Ini bisa menjadi insentif bagi mahasiswa untuk belajar ke luar negeri melalui program pertukaran pelajar. Kami akan berbagi penelitian dengan UP dan University of Malaya,” ujarnya.

Kegiatan kuliah umum merupakan agenda tahunan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila. Bahkan pada semester tahun ajaran 2023/2024, Konferensi Psikologi Publik UP diikuti lebih dari 300 peserta, termasuk mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Pancasila.

“Pelaksanaan Kuliah Umum ini diundang oleh para dosen dari Universitas Malaya sebagai semacam inisiasi kerjasama dengan Universitas Malaya. “Dalam kegiatan kuliah umum ini diharapkan para mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Malaya Malaya Pancasila dapat lebih mengikuti perubahan pendidikan tinggi dan sistem pendidikan di ASEAN serta dapat memanfaatkan psikologi untuk membangun generasi yang siap memenuhi kebutuhan. kali,” tutupnya.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *