Upaya Meloloskan Atlet Taekwondo Indonesia ke Olimpiade 2024 Paris

Tangerang – Kerja sama Pengurus Taekwondo Seluruh Indonesia (PBTI) dan Federasi Taekwondo Internasional (Kukkiwon) kembali menghidupkan harapan para atlet yang akan berlaga di Olimpiade Paris 2024. Sebab, ada gagasan untuk bertarung di jalur liar.

Ketua PBTI Richard Tampubolon mengatakan saat ini ada empat pemain yang diperkirakan akan bersaing memperebutkan tiket Olimpiade 2024, yakni Osnando, Naufal Khairudin, Adam Yazid, Ni Kadek Heni Prikasih, dan Tamesti Maheswari Megawati.

Mereka akan bertanding pada kualifikasi Maret 2024 di China. Richard menegaskan, PBTI akan berjuang keras untuk meningkatkan level pemainnya.

“Kami akan berjuang keras, dan perjalanan ini jauh sekali, kami berusaha membuat rencana, salah satunya adalah menambah jam bertanding para pemain di level internasional, yang pasti kami akan berusaha mencari jalan keluar. tempat dalam kompetisi. Richard saat ditemui di Dewa United Arena, Tangsel, Selasa 27 Februari 2024.

Kedatangan Kukkiwon yang diwakili langsung oleh Presiden Jeon Kab-kil membawa perkembangan positif. Richard mengatakan pihaknya akan memberikan dukungan penuh untuk memajukan taekwondo di Tanah Air.

“Juga, beliau menyampaikan bahwa Indonesia harusnya tampil di Olimpiade, bahkan harusnya mempunyai posisi terbaik di Olimpiade. Kemarin, dalam konferensi telepon dengan Menpora, beliau menyampaikan bahwa Korea dalam hal ini Kukkiwon, Dia berkata.

Jeon Kab-kil berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk memasukkan setidaknya satu pemain Taekwondo Indonesia ke Olimpiade 2024.

“Setelah kembali ke Korea, saya akan berusaha melihat setidaknya ada satu atlet Indonesia yang berpeluang berangkat ke Olimpiade Paris tahun ini. Tapi saya mohon bantuannya untuk memahaminya karena ini ‘politik’ jadi bisa saja terjadi atau tidak. Tapi Saya bisa berusaha selama Pak Richard menjadi Presiden, saya akan terus mendukungnya.

Presiden Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari menyambut baik apa yang disampaikan Jeon Kab-kil. Menurutnya, metode kartu di Olimpiade adalah hal biasa dan diterapkan di banyak cabang olahraga.

“Wild card itu harus dibedakan dengan proses kualifikasi. Karena kalau lolos proses kualifikasi, otomatis kartu suaranya batal. Ini bukan hanya taekwondo saja, tapi semua cabang olahraga,” kata Okto.

Selaku Presiden NOC Indonesia, mereka memuji kemitraan yang dibangun PBTI dan Kukkiwon. Ia mendorong organisasi olahraga lain untuk melakukan hal serupa. Karena ini merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan kesuksesan.

“Kami dorong agar lebih banyak olahraga yang berkomunikasi secara langsung, dengan tim-tim Asia dan internasional. Ini adalah hal yang benar. Jadi kami tidak akan berpikir lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *