Jakarta, Titik Kumpul – Ikang Fawzi, suami mendiang Marissa Haque, mengalami momen duka atas meninggalnya sang istri.
Dalam wawancara eksklusif bersama Maia Estianti di channel YouTube MAIA ALELDUL TV, Ikang bercerita tentang kehilangan yang dirasakannya saat ditinggal sang istri.
Kematian Marissa sungguh di luar dugaan, dan meskipun ia masih hidup, kematian Tuhan tidak mungkin terjadi.
“Tiba-tiba saja. Kalau Lauh Mahfuzda teridentifikasi, kita tidak bisa lepas,” kata Ikang.
Marissa Haque dikenal sebagai sosok yang benci mengeluh dan mengutamakan kesehatan. Namun kunjungan Marissa mengejutkan Icahn. Lanjutkan menelusuri artikel lengkap di bawah ini.
Ia mengingat istrinya sebagai sosok yang kuat dan menolak menjalani tes kesehatan karena tidak ingin membuat keluarganya khawatir.
“Dia tidak suka mengeluh, tidak suka banyak bertanya. Katanya hanya renungan saja,” kata Icahn.
Marissa dan Ikang dikenal sebagai pasangan.
Pasca kekuasaan Icahn, Marissa menaruh perhatian terutama pada hal-hal kecil dalam kehidupan rumah tangga yang tidak bisa diabaikan.
“Dia benar-benar mengurus rumah ini. Semua pekerjaan rumah, mengurus anak, bahkan menyuruh anak menjaga ayah saat ibu pergi,” kata Ikang.
Kenangan kecil ini membuat Icahn tetap hidup setelah istrinya tiada.
Ikang juga mengingat sisi religius Marissa. Marissa banyak bercerita tentang akhirat dan mengatur segalanya dengan matang.
Bahkan, sebulan sebelum keberangkatannya, Marissa menjelaskan rencananya jika Yang Maha Kuasa memanggilnya terlebih dahulu.
“Katanya kalau saya berangkat dulu, kuburkan di Tanah Kusir. Dia cerita semuanya,” kenang Ikang.
Marissa meninggalkan bekas yang tak terhapuskan di setiap sudut rumahnya. Dari kamar tidur hingga ruang kerja, semuanya dipenuhi kenangan indah tentang Marissa.
Menurut Icahn, kamar mereka yang sering dibicarakan pasangan ini merupakan salah satu kamar yang penuh kenangan.
“Di kamar itu ada barang-barangnya, sekitar 80% barang di kamar itu miliknya. Kamar ini penuh kenangan yang saya habiskan bersamanya setiap hari,” jelas Ikang.
Marissa dikenal sebagai seorang penginjil, pembicara, dan penginjil yang hebat. Hal ini juga terlihat dalam kehidupan rumah tangganya.
Ikang menjelaskan, meski Marissa terserang stroke, ia tetap berusaha melepaskan stresnya dengan sikapnya yang lembut.
“Jika dia benar-benar orang baik, saya bersedia. Tapi kami akan akur,” katanya.
Pendidikan Marissa dan perhatian terhadap detail yang diketahui Ica adalah sesuatu yang akan sangat dirindukan setelah dia pergi.
Selain dikenal sebagai akademisi, Marissa juga semangat membantu usaha kecil dan masyarakat.
Ikang mengatakan istrinya selalu berusaha membantu orang lain, terutama di bidang pendidikan dan pengembangan usaha kecil.
“Beliau pandai sekali membantu orang, banyak yang sukses sekarang. Saya belajar banyak dari beliau tentang kebaikan dan kejujuran,” kata Ikang bangga.
Meski Marissa telah tiada, kenangannya akan tetap hidup di hati Icahn dan keluarganya.
“Dia masih ada di hatiku. Kadang aku ngomong sendiri seolah-olah dia masih ada. Kita sudah bersama selama 38 tahun, dia segalanya bagiku,” tutupnya Icahn menunjukkan betapa dia mencintai istrinya. sudah lebih dari setahun.