Depok – Ulama kenamaan, Ustad Adi Hidayat (UAH) membeberkan sejumlah hal yang dilarang dilakukan umat Islam saat berziarah ke makam.
Sebagai informasi, menjelang bulan suci Ramadhan, umat Islam biasanya berziarah ke makam kerabatnya untuk berdoa kepada ahli kubur.
Di awal pemaparannya, Ustad Adi Hidayat menyampaikan bahwa kata Ziarat tidak hanya dapat digunakan untuk orang yang telah meninggal dunia, tetapi juga untuk orang yang masih hidup.
“Jadi aku akan berziarah kepadamu, maksudku aku akan mengunjungimu. Mau kemana tuan? Aku akan mengunjungi Luffy, bukankah Luffy masih hidup? Berziarah? Itu bukan sekedar melihat orang yang sudah meninggal. Tapi juga berarti melihat orang yang masih hidup.”
Ustad Adi Hidayat menambahkan, ziarah diperbolehkan sampai ziarah kubur. Dalam hal ini disebut Ziyarat kubur, karena Ziyarat adalah kubur orang yang sudah meninggal.
Makanya ada istilah ziarah kubur. Apa yang dilakukan? Doakan mereka, jelas UAH.
Namun, beliau menahan diri dari berkabung berlebihan atas kematian dan berkabung atas mayat, karena hal ini akan menjadi budaya atau kebiasaan.
Misalnya, ia mencontohkan pada masa Rasulullah SAW.
“Jadi kalau dikenal orang jahat, sewalah jasa orang yang bisa menangis, menangis. Menangis saja, menangislah, itu di zaman jahiliah.” Tradisi,” jelasnya.
Karena keimanan masyarakat saat itu masih lemah dan tradisi semakin meningkat, maka Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) melarang ziarah kubur untuk sementara waktu. Namun bukan berarti haji tidak diperbolehkan.
Ustad Adi Hidayat menjelaskan, seiring berjalannya waktu, keimanan umat Islam semakin kuat dalam mencegah hal-hal yang tidak bermanfaat seperti di atas, oleh karena itu ziarah kubur kini diperbolehkan.