Titik Kumpul – Judi online (judol) kembali populer di kalangan masyarakat. Isu tersebut menjadi kontroversi atas pemberian bantuan sosial (BANSO) yang diberikan pemerintah kepada korban jodol atas inisiatif Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mohdjar Effendi.
Masyarakat, pengamat politik, anggota Kongo, dan menteri juga menentang efek samping ini. Sebab ucapan tersebut bertentangan dengan langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam memberantas perjudian online. Sejauh ini belum ada pihak yang mendukung usulan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mohdjar Effendi.
Video Master Dennis Lim yang berbicara tentang Jodol beredar di media sosial. Salah satunya adalah podcast Koh Danes (nama samaran) yang menampilkan Habib Jaffer. Dalam potongan video berdurasi 2 menit 10 detik yang diunggah ulang akun TikTok @haruwntiano, Koh Dennis membongkar sistem perjudian tersebut.
Ternyata, Ustaz yang berasal dari Tiongkok itu adalah seorang pemesan di Thailand. Menurutnya, begitulah dunia perjudian diatur. Jika penjudi (pemain) kalah, maka dealer menang. Sebab, pengedar adalah masyarakat biasa yang kelaparan. Jadi “pengusaha” judi online pasti membutuhkan uang untuk memuaskan rasa laparnya.
Ada yang membuat orang kelaparan dan memaksa mereka makan. Serius kan, para “pengusaha” perjudian online sengaja membuat permainan judi online. adalah g Apakah Anda perlu membayar untuk menang?
Pria asal Bogor itu menjawab tidak mungkin. Dijelaskannya, jika tujuan utama ketua judi adalah mendistribusikan uang, seharusnya ia menerapkan lembaga zakat, anfaq, dan shuddah.
Lebih lanjut Koh Danes menjelaskan bahwa bisnis perjudian tidak akan bertahan lama jika sistem perjudian dijalankan secara halal (adil). Bahkan bandar judi pun bisa hidup mewah dari bisnis ilegalnya.
“Mengapa mereka (bandar judi) bisa menjadi begitu besar (dalam bisnis dan kekayaan)? Karena mereka ‘bermain Tuhan’,” tambah Koh Dennis.
Sumber: Freepik
“Bermain Tuhan” artinya bandar judi online dapat memutuskan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Seperti Tuhan yang bisa menentukan nasib dan rezeki manusia.
“Di sana mereka benar-benar bermain untuk menjadi Tuhan. Untuk menentukan siapa yang menang, untuk memutuskan siapa yang kalah, itu benar-benar bisa dilakukan. Dengan menipu orang (petaruh). Mereka pasti curang, mereka benar-benar curang, itu nyata. ” “- katanya. menekankan.
Ini digunakan oleh orang-orang yang rakus dan ingin cepat kaya. Namun, uang perjudian lebih banyak dihabiskan untuk perbuatan jahat. Master Dennis mengatakan jarang sekali penjudi online berjudi dengan panti asuhan atau hal positif lainnya.
“Saya bilang yang menang ketagihan dan yang kalah penasaran,” Habib Jaffer Koh selesai menjelaskan kepada Dennis.
Lain cerita dengan Teuku Wisnu dan Irwansyah, Ustaz Dennis mengatakan bahwa penjudi tidak menang karena kecerdasan atau hasil analisa yang akurat. Namun bandar taruhan berperan sebagai Tuhan dengan memberikan kemenangan kepada pesulap. Menurut Koh Dennis, orang yang benar-benar cerdas bukanlah seorang penjudi.
Katanya, “Orang yang benar-benar pintar, entah jadi bandar atau menipu sistem. Pemainnya hanya pecundang, rejekinya diberikan oleh bandar, yang kalah. (judi garis) tidak terlalu membuat kaya,” dia dikatakan.
Diketahui bahwa Booker akan menang. Master Dennis Lim mengatakan bahwa alasan orang terus berjudi adalah karena para pemainnya tidak bisa menjadi bandar dan orang tersebut berharap beruntung untuk memenangkan permainan judi tersebut.
“Saya kalah 8 dari 10 pertandingan dan menang 2 kali. Namun umumnya orang mengira saya beruntung,” kata guru Dennis.