Ustaz Khalid Basalamah: Selama Belum Selesai Azan Subuh Masih Boleh Makan Sahur

Jakarta – Waktu sahur saat puasa di Indonesia bergantung pada kalender imsakiyah yang berbeda-beda dari hari ke hari dan dari daerah ke daerah. Imsakiyah merupakan ritual yang menandai waktu-waktu penting dalam berpuasa, seperti waktu sahur, waktu imsak, dan waktu terbitnya fajar.

Kebanyakan masyarakat Indonesia mulai makan sahur pada pukul 03.30 WIB, ada pula yang memulai pada pukul 04.00 WIB. Biasanya mereka berhenti makan dan minum saat Imsak, atau 10 menit sebelum adzan Subuh.

Namun dalam keadaan tertentu, seperti begadang dalam waktu lama, sahur disantap sesaat sebelum bunyi siang hari, terjadi perselisihan. Nah, untuk mengetahui selengkapnya, simak ulasan Ustaz Khalid Basalamah berikut ini.

Ustaz Khalid Basalamah atau yang dikenal dengan KHB adalah seorang tokoh kondang asal Makassar. Dalam salah satu ceramahnya, ia bercerita tentang masa itu. Ia menegaskan, waktu sahur yang baik adalah berdekatan dengan waktu azan Subuh.

“Semakin mendekati salat subuh, semakin banyak makan afdhol,” kata Ustaz Khalid Basalamah dalam pesan TikTok @ikhwan_sidrap pada Senin, 18 Maret 2024.

Menurutnya, ada kisah nyata yang diriwayatkan Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan masalah makan sahur dekat dengan suara salat Subuh.

“Walaupun haditsnya jelas dan benar, namun Nabi Muhammad SAW bersabda, jika mendengarkan azan, di tangan salah satu kalian ada sesuatu, minuman, makanan yang dikunyahnya berhenti,” ujarnya.

Tak hanya itu, Ustaz Khalid Basalamah juga menjelaskan, menurut para ulama fiqh, jika azan Subuh tidak berakhir, maka diperbolehkan juga untuk mengakhiri makan. “Para ulama fiqih mengatakan selama berkabung belum berhenti maka masih diperbolehkan,” ujarnya.

Namun, dia mengingatkan jemaahnya untuk tidak menunda sahur karena azan sudah berkumandang. “Tetapi azan bukan sekedar membuat rencana,” ujarnya.

Ustaz Khalid Basalamah juga mengatakan, ini hanya digunakan ketika seseorang makan atau minum saat azan dikumandangkan di masjid. “Betul, karena mau kunyah obatnya, mau ditelan, lalu azan. Bisa juga,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *