Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT G77 dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai bagian dari Konferensi Aksi Iklim Dunia (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Jokowi mengatakan COP28 merupakan forum yang mampu mengatasi perubahan iklim.
“COP28 harus menjadi sebuah acara untuk memperkuat implementasi, bukan sebuah acara untuk menunjukkan ambisi. Prinsip Perjanjian Paris harus menjadi pedoman bahwa pembagian tanggung jawab sesuai dengan kemampuan nasional, kata Jokowi dalam Pleno Al Ghafat, Expo City Dubai, seperti disebutkan dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden.
Rangkaian acara COP28 tidak hanya digelar secara tatap muka, namun juga terbuka untuk umum, dimana peserta atau delegasi dapat menyaksikan rangkaian acara secara langsung melalui saluran YouTube. COP28 merupakan pertemuan tahunan PBB yang membahas masalah iklim. Tahun ini merupakan pertemuan yang ke 28.
Salah satu topik yang diusung Imam Pesuwaryantoro sebagai mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Terbuka Jakarta (UT) adalah menggalakkan hilirisasi sampah plastik, khususnya pembuatan sampah botol plastik dan produk kemasan plastik lainnya melalui Sistem Pengembalian Investasi. DRS).
Aplikasi ini untuk mensosialisasikan penerapan UU Sampah No. 18 Tahun 2008 untuk ditinjau oleh Parlemen DRC dalam bentuk skema insentif langsung bagi masyarakat, seperti pengurangan pajak. membebani dan tidak menumpuk pungutan sampah jika setiap orang sudah melangkah.
Proses hilirisasi Ekonomi Hijau tidak hanya mentransformasi dan mendaur ulang sampah menjadi bahan baku ramah lingkungan, namun juga mempunyai pilihan untuk berkolaborasi dengan UKM dalam menghasilkan produk produk, seperti industri fashion, retail atau bahan bangunan ramah lingkungan.
“Kami berharap pelaksanaan Konferensi Iklim COP28 UEA-Dubai dapat mendorong sepenuhnya pemangku kepentingan Pentahelix seperti akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media untuk memprioritaskan program pembuangan limbah ulang dan pengelolaan hilir. “Program roadmap secara global dan di Indonesia untuk menciptakan penjangkauan masif kepada lebih dari 200 juta penduduk usia kerja dan mempercepat net zero emisi Indonesia pada tahun 2060,” ujar Imam Pesuwaryantoro.