Titik Kumpul – Baru-baru ini viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan beberapa siswa sekolah yang sibuk membawa tas yang mereka ambil dari truk.
Terlihat dalam video yang diunggah akun Instagram @josephxtanto yang dibagikan di bawah ini, terlihat para siswa Sekolah Sastra (SD) tersebut bergantian membawa tas berwarna putih yang diyakini berisi beras.
Mereka terlihat menenteng karung beras, digendong di bahu di belakang kepala, bahkan di depan dada. Meski sulit membawa tas, namun mereka terlihat saling bekerjasama untuk memindahkan tas dari gerobak ke suatu tempat.
Dalam video tersebut tak diketahui apa tujuan dari aksi heroik pelajar berbaju putih dan merah itu. Namun dilihat dari komentar di internet, beberapa siswa sekolah diminta oleh salah satu guru di sekolahnya untuk melakukan kegiatan tersebut. Hingga tulisan ini dibuat, belum diketahui di mana sekolah dasar (SD) tersebut.
Reaksi Netizen
Sontak, pemaksaan viral di media sosial berhasil menarik perhatian para netizen. Tak sedikit yang membantu pihak sekolah mempersulit siswanya.
Setelah melihat beberapa komentar, mereka tidak mempermasalahkan kegiatan ini. Ingatlah gotong royong ini untuk menjadikan satu sama lain sesuatu.
“Enak sekali, tak masalah kalau dilanjutkan pak. Dari pada main hp mending ajari anak kerja sama dan berkarya, saya bayangkan anak bapak punya mental baja, d’Hidup itu susah sekarang bos,’ netter lainnya.
“Ini bentuk kedisiplinan anak dan pendidikan anak untuk selalu membantu, berbuat baik, bekerjasama,” tulis netizen lainnya.
“Kamu juga bisa mengajarkan kepada anak-anak arti gotong royong dan tidak membebani, pemain juga bisa belajar, tapi yang pasti tidak dipaksakan, terlalu banyak yang kamu lihat, min, ilmu yang kurang bisa. Aku hanya akan buruk kamu melakukannya , “kata yang lain.
“AHAHAHAHHAA DI SINI SELALU GUNA BAYAR LEBIH SAAT MEMBAWA SAJAMM, disuruh bersihin jerami, disuruh gali sumur juga, kaya di desa luar jawa, di jawa, bahkan di kampung, Kalau bisa beli, bisa atau tidak,” tulis yang lain.
“Waktu SD dan ruangan di sekolah harus diperbaiki. Terus disuruh bawa pasir di ember dan dicampur sana sini aja,” tulis yang lain.
“Bagus karena ini juga bagian dari pendidikan anak, kerja sama, mengajarkan anak bahwa sekolah bukan hanya soal menulis, berhitung, soal daya ingat, beda cerita kalau harus dibawakan setiap hari,” seru yang lain.
“Kalau kamu anak Gen Z pasti akan mengkritik komentar gurumu, tapi kalau kamu anak tahun 90an, kamu sudah terbiasa dengan hal-hal seperti, sekedar makan nasi lalu bongkar muat.” Kursi dan meja sekolah,” tulis yang lain.
“Bahagia juga, pastinya hanya yang mau saja,” tulis yang lain.
“Saya seorang guru honorer, dulu saya hanya membersihkan ruangan ANBK, lalu saya melihat banyak anak laki-laki di luar yang menonton, itu terjadi pada anak laki-laki di kelas saya, saya hanya meminta bantuan mereka dan mereka begitu bersemangat hingga ada yang moped padahal saya memberitahu mereka untuk tidak bermuram durja.
Baca artikel Titik Kumpul Trending menarik lainnya di halaman ini.