VOA: Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan tindakan PM yang menentang pengangkatan profesor, yang telah tertulis dan disebutkan dalam surat dan dokumen. Aksi Perdana Menteri UII tersebar pesat setelah kabar tersebut di-repost di berbagai akun media sosial, salah satunya Instagram @mood.jakarta pada Jumat, 19 Juli 2024.
Postingan tersebut menyebutkan Rektor UII Fatul Wahid tak ingin jabatan guru besarnya sering dicantumkan dalam surat dan dokumen lainnya. Ia dikabarkan ingin menuliskan nama sederhananya “Fathul Wahid” di surat resmi.
Bahkan, Profesor Fatul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), kerap menolak dipanggil dengan gelarnya sehingga kerap membedakan kebijakannya dengan universitas lain. Baru-baru ini dia mengeluarkan surat edaran yang memerintahkan cabang-cabang setempat untuk menghapus semua ijazah dari dokumen resmi, kecuali tanda tangan dan transkrip nilai mahasiswa.
Tak hanya itu, mantan alumnus Kreb Yakcha Islam ini dengan tulus meminta seluruh rekannya untuk tidak memanggilnya “Profesor”. Permintaan tersebut disampaikan melalui akun media sosial pribadinya, baik Instagram maupun Facebook.
“Dalam upaya memecat profesor, saya dengan hormat meminta Anda untuk berhenti memanggil saya ‘profesor’ mulai hari ini. Panggil saya Fatur, Dik Fatur, Kung Fatur, Mas Fatur atau Pak Fatur. Insya Allah saya akan lebih nyaman dan bahagia, terima kasih ” demikian postingannya di akun media sosial @fathulwahid_ (18 Juli 2024).
Ia pun mengimbau para profesor yang bersimpati dengan gerakannya untuk lebih mengembangkan tradisi rekan kerja ini. Dengan penutupan ini, Fatur berharap banyak yang berhenti menjadi guru besar. “Kami akan menggunakan segala cara yang diperlukan, termasuk pejabat dan politisi,” tulisnya.
Surat edaran resmi yang dihimpun dari berbagai sumber ini diterbitkan Fatul Wahid pada 18 Juli 2024 dan No. 2748/Rek/10/SP/VII/2024.
Reaksi warganet
Kebijakan baru ini pun langsung tersebar di berbagai media sosial. Ratusan warganet memberikan reaksi di kolom komentar akun Instagram pribadinya. Banyak orang yang terkejut dan memuji tingkah lakunya.
Salah satu netizen menulis, “Apa maksudnya status? Hebat. Orang yang kurang mendapat publisitas tidak merasa hebat. Keren banget pak.”
Yang lain berkata, “Hormati Mas Fatour.”
“Ilmu Padi Tuan Fatur” teriak yang lain.
“Universitas ini kaya akan cendekiawan Islam dan mempunyai pemimpin-pemimpin ahli tafsir Al-Quran yang tidak memiliki pendidikan atau gelar formal, namun keilmuannya sebanding dengan guru-guru UII. Makanya bapak ibu pemimpinnya.”
Siswa lain berkata: “Kelas yang ingin saya panggil Haji berumur dua bulan.
Wanita lain berteriak, “Sayang sekali hanya saya yang ingin lulus SMK dan dipanggil dokter.
Yang lain menulis: “Wah seru @fathulwahid_ karena kemarin kamu share cerita, hehe.”