Bali – Selebgram Wanda Ponica menilai situasi di Bali saat ini kurang baik. Menurutnya, Pulau Dewata dijajah oleh Warga Negara Asing (WNA) mulai dari ekonomi hingga harga diri.
Hal itu viral di media sosial pada Sabtu, 18 Mei 2024 setelah Wanda pertama kali membagikannya di Instagram pribadinya @wandaponika.
Dikatakannya, saat ini banyak bule di Bali yang berperilaku ugal-ugalan di jalan raya, menghina masyarakat di muka umum hingga menodai situs suci Negeri Seribu Pura.
Dikutip pada Minggu 26 Mei 2024, ia menulis, “Kita adalah bangsa yang miskin dan lemah, tidak berdaya dan tidak mampu memberikan sanksi kepada mereka.”
Wanda pun mengaku sangat khawatir dengan perubahan nama pada peta Desa Canggu di Badung, Kecamatan Kuta Utara menjadi New Mokba atau New Moscow.
Konon orang asing membuka berbagai tempat usaha di sana dan mengeluarkan visa turis. Wanda mengetahui bahwa mereka telah mengambil alih bisnis yang menjadi mata pencaharian penduduk setempat.
“Karier mereka mulai dari instruktur tari, instruktur yoga, penata rias, pemilik restoran, salon, seniman tato, spa, arsitek, dan tiba-tiba wirausaha,” tulisnya.
Selain itu, lanjut Wanda, orang asing mulai memasuki bisnis penyewaan sepeda motor yang merupakan salah satu bisnis yang banyak dilakukan masyarakat Bali.
“Orang asing masuk ke usaha (sewa sepeda motor) karena modalnya tidak besar dan bisa dibiayai dengan sewa,” imbuhnya.
“Berapa banyak lowongan yang terisi? Berapa potensi pendapatan pemerintah yang hilang?” dia melanjutkan.
Lebih buruk lagi, Wanda menemukan bahwa pelanggan dari berbagai bisnis yang dijalankan orang asing tersebut adalah rekan-rekan mereka. “Komunitas mereka cukup besar di Bali. “Model gotong royongnya, mereka hanya mau membeli dan menggunakan jasa warga desanya,” ujarnya.
“Kami orang Indonesia bertanggung jawab membayar pajak, jadi orang asing mendapat uang tanpa mengetahui apakah mereka membayar pajak di negara kami,” lanjutnya.
Terakhir, Wanda meminta pemerintah mendirikan call center bagi masyarakat untuk menyampaikan pengaduan terhadap bisnis milik asing yang beroperasi secara ilegal di Bali.