Jakarta, Titik Kumpul – Perdebatan sengit pengamat politik Rocky Gerung dengan Presiden Solidaritas Merah Putih (Solmet) Jenderal Silvester Matutin kini menjadi sorotan di media sosial.
Perbincangan keduanya terjadi dalam program Suara Rakyat yang ditayangkan televisi nasional pada Selasa, 3 September 2014. Dalam debat tersebut, Rocky Gerung awalnya menyinggung kekejaman yang dilakukan Presiden Jokowi.
Kemudian dia mencoba menjelaskan pandangannya.
Namun saat Rocky menjelaskan, Sylvester menyela. Rocky meminta segera membuktikan tudingan kesalahan Presiden Jokowi.
“Sebagai badan hukum saya minta bukti, tidak usah ngomong,” kata Slifester, Rabu sore, usai 4 Oktober, dilihat pada 2024.
Saat Rocky menjelaskan lagi, Slifester menyela lagi. Dan Rocky tersebut tidak bisa bersaksi. Menurutnya, kemungkinan pelanggaran yang dilakukan presiden hanya sulit dibuktikan.
Dalam perdebatan tersebut, Rocky mengkritik pengetahuan filosofis Slithester. Ia ragu lawan diskusinya memahami apa yang dibicarakan, sehingga diskusi menjadi tidak penting.
Saxum kemudian mencoba menjelaskan asas yurisprudensi yang disebut “Praktik harus ditepati”, yaitu janji harus ditepati sebagai dasar pembuktian bahwa tidak terjadi pelanggaran.
Namun sebelum Rocky sempat menjelaskan, Slifester menyela lagi. Ia menuding Rocky hanya berjalan berputar-putar tanpa bisa menunjukkan bukti pelanggaran yang dimaksud.
Perbedaan makna tersebut berkaitan dengan kehidupan pribadi dan status sosial orang lain. Perdebatan akhirnya berakhir ketika Sylvester menuduh Rocky sebagai “penakluk” yang merugikan bangsa dengan berbohong.
“Dia hanya berbicara tanpa bukti, dia kalah.” Bukti apa yang bisa Anda berikan saat ini,” kata Slifester.
Silvester pun tampak mendekati kehebohan bebatuan tersebut. Tanpa menggunakan pengeras suara, dia menggandeng Rocky di depannya. Konsultasi berakhir setelah moderator turun tangan.