Titik Kumpul Techno – Media sosial Indonesia dihebohkan dengan kehadiran Elon Musk di Indonesia. Bagaimana tidak, dari berbagai unggahan media sosial baru-baru ini, salah satunya dibagikan akun Instagram @joyful.denpasar yang memperlihatkan momen kedatangan Spacex dan CEO Tesla Inc. Elon Musk ke sebuah puskesmas di Denpasar, Bali
Dalam video yang beredar, terlihat sebagian warga Denpasar menyambut hangat Elon Musk yang datang dengan mengenakan batik berwarna hijau. Sesampainya di Puskesmas di Denpasar, Bali, Elon Musk dihadiahi bunga sebagai tanda penghormatan atas kedatangan pertamanya di Indonesia.
Ternyata, kehadiran Elon Musk di Indonesia akan didampingi oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadkin, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Ari Setiadi, Menteri Kelautan RI, dan Menteri Pelayanan Internet Satelit Starlink RI diresmikan. Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara di Puskesmas Kelurahan Sumerta Kelod Kota Denpasar, Minggu 19 Mei 2024.
“Internet dapat menjadi penyelamat bagi semua sektor, terutama kesehatan, pendidikan, dan perekonomian. Ini (Starlink) untuk kesehatan dan menurut saya bisa diubah untuk pendidikan juga, jika Anda bisa mengakses internet, Anda bisa mempelajari semuanya dengan mudah. Buruan co.id pada Senin 20 Mei 2024.
Starlink Internet menggunakan jaringan satelit low earth orbit (LEO). Dengan menggunakan satelit LEO, Starlink mampu menyediakan akses Internet ke lokasi atau wilayah terpencil yang memiliki tantangan geografis dan tidak dapat dijangkau oleh infrastruktur komunikasi tradisional.
“Saya mewakili warga Kota Denpasar bersyukur dan mengucapkan terima kasih karena telah dipilihnya Kota Denpasar khususnya Puskesmas Samrita Cloud Village sebagai titik awal peluncuran program Starlink, ini merupakan sebuah Kami berkomitmen untuk meningkatkan akses, kecepatan dan kualitas pelayanan melalui digitalisasi untuk mendukung percepatan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Kami berharap dengan tersedianya Starlink, pelayanan di puskesmas akan semakin cepat dan berkualitas,” jelas Wali Kota Denpasar. I Gusti Ngurah (IGN) Jaya Negara.
Menurutnya, akses internet sangat penting dalam realitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini terutama berlaku di daerah terpencil yang akses internetnya saat ini sangat terbatas. Diketahui, terdapat sekitar 10 ribu puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia. 2.700 puskesmas memiliki konektivitas yang buruk dan 700 puskesmas tidak memiliki konektivitas internet.
Nantinya, layanan Internet Starlink dapat menjangkau daerah maju, terdepan, dan terpencil (3T) dari 3.400 puskesmas yang tersebar di 7.000 pulau di Indonesia.
“Dengan pemerataan akses Internet di seluruh provinsi, digitalisasi layanan kesehatan dan pendidikan terus berkembang di Indonesia. Maka dari itu Starlink Internet ini kami manfaatkan untuk mendukung peningkatan layanan kesehatan berbasis digital. Diusahakan agar semua orang terhubung, dan memungkinkan kami menerapkan “telemedicine”, di mana pasien dan dokter spesialis dapat berkonsultasi secara online sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dapat mengakses informasi dan jaringan internet cepat karena mereka tinggal di perkotaan,” kata IGN Jaya Negara.
Kecepatan Internet serat optik masih lebih unggul dibandingkan layanan Internet berbasis satelit, namun layanan Internet serat optik masih memiliki kelemahan, khususnya jangkauan yang terbatas dan kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil.
Selain itu, jaringan internet yang mengandalkan satelit mudah terganggu oleh perubahan cuaca. Oleh karena itu kedua layanan Internet tersebut saling melengkapi, layanan Internet berbasis satelit masih dibutuhkan di daerah pedalaman, miskin dan terpencil, sedangkan Internet berbasis kabel fiber optik hanya menjadi solusi untuk wilayah perkotaan.
“Saat ini Starlink memiliki sekitar 5.000 satelit yang mengorbit di luar angkasa. Saya berharap jika langkah awal implementasinya berhasil, program Starlink ini dapat diperluas ke masyarakat. Intinya adalah masyarakat. Agar sangat membantu akses Internet. Jadi kedepannya kalau berhasil kita berharap “bisa menyebar ke masyarakat, dengan konsep mengurangi dan mengurangi keberadaan kabel. Pengoperasian Starlink berbasis satelit tanpa kabel melintang, jadi kami kaji secara bertahap termasuk regulasinya,” kata Jaya Negara.