Viral Habib Syech Mengusap Kelopak Mata saat Azan, Ini Alasan di Baliknya

Hanya – Pemimpin Jamaah Taklim Ahbabul Mustofan Solo, Habib Syeh bin Abdul Qodir Assegaf, terlihat mengusap kelopak mata saat mendengarkan azan di Masjid Nabawi Madinah dengan dua ibu jari.

Pria kelahiran 20 September 1961 ini mendadak menjadi sorotan media sosial setelah ia membagikan video @musyafaaskari di Instagram beberapa waktu lalu.

Mulanya Habib Syech menyilangkan jari, lalu melihat sesuatu sambil membaca. Lalu dia mencium bagian atas kedua ibu jarinya dan mengusap kelopak matanya.

Kegiatan tersebut dilakukan Habib Syekh ketika muazin atau orang yang menyanyikan azaan mengumandangkan bacaan “ashhadu anna muhammadarasulullah” sebanyak dua kali.

Lalu mengapa hal ini dilakukan? penjelasannya adalah sebagai berikut

Menanggapi pertanyaan tersebut, Buya Yahya Al Bahja, Pengasuh Pondok Pesantren, menjelaskan bahwa adat istiadat dalam Islam itu bermacam-macam, mulai dari adat istiadat yang didorong oleh adat hingga bahasa fisik yang penuh makna.

Biasanya orang melakukan ini (mengusap kelopak mata) saat azan ‘ashhadu anna Muhammadarasullah’ datang, kata Buya, dilihat di YouTube Al-Bahjah TV, Selasa, 24 Oktober 2023.

Buya Yahya telah menjelaskan bahwa hal tersebut boleh dilakukan asalkan tidak disebutkan bahwa itu adalah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Yang tidak boleh adalah Nabi (Muhammad) juga melakukannya di masa lalu hingga dikatakannya itu adalah Sunnah Nabi. Itu menjadi kebohongan atas nama Nabi. Berbohong atas nama Nabi adalah sebuah kebohongan. dosa,” kata Buya Yahya

“Tapi jangan bilang itu juga sesat. “Itu adalah latihan bahasa fisik dimana ketika saya mengucek mata saat menyebut nama Nabi Muhammad SAW, saya berharap dapat bertemu dengannya di kemudian hari,” lanjut Buya.

Buya mengatakan, ketika ingin mengusap kelopak mata saat mendengar azan, dianjurkan membaca: “Marhaban bihabibi waqurrati ainiy Muhammadibni Abdillah” 

Menurut Buya Yahya, hal tersebut bukanlah sunnah dan ibadah, melainkan hanya bahasa fisik yang ditampilkan sebagai wujud orang bertakwa yang ingin bertemu Rasulullah SAW di kemudian hari.

“Beberapa jamaah melakukan amalan ini karena sangat merindukan Nabi. “Ketika mereka mendengar ‘ashhadu anna muhammadarasulullah’ yang ada di hati mereka hanyalah Nabi, lalu mereka menjaga mata dan berdoa agar bertemu dengan Rasulullah, itu bagus,” pungkas Buya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *