Jakarta, Titik Kumpul – I Wayan Agus Suartama atau akrab disapa Agus Buntung yang akrab disapa Iwas, menghebohkan publik karena diduga melakukan tindak pidana prostitusi dan pemerkosaan meski dalam kondisi cacat fisik dan tidak memiliki senjata.
Beberapa kelompok mempertanyakan kemampuan penyandang disabilitas untuk melakukan kejahatan kekerasan berbasis gender. Mereka bahkan meragukan kerja polisi.
Saat itu Agus Buntung ditetapkan sebagai tersangka, hingga kini korban kekerasan seksual yang dilakukan Agus Buntung tercatat sebanyak 17 orang, di antaranya adalah siswi termasuk anak di bawah umur.
Kepala Badan Reserse Kriminal NTB Kompol Syarif Hidayat mengatakan kliennya menemukan bukti baru dalam kasus kekerasan berbasis gender terhadap tersangka Agus. Barang buktinya berupa video percakapan Agus dengan korban. Isi berita kematian Agus Buntung
“Adikku sayang, jangan coba-coba bunuh diri. Aku yakin kamu bisa, kamu punya ilmunya. Kakak, tunjukkan padaku kamu bisa. Aku sudah mencarimu selama enam tahun tanpa aku tahu. cari orang yang ngerti. Entah kenapa kita sampai hati ini sampai ke sini,” ujar Agus meninggikan suara korban seperti dikutip dari tvOne.
Dalam video berdurasi tiga menit itu, Agus terlihat mampu merayu korban dengan menyebutkan riwayat korban seolah-olah mengetahui detail kehidupan korban.
Dokumen ini telah diuji secara digital forensik dan menjadi bukti adanya interaksi antara Agus sebagai pelaku dan korban.
Menurut Kompol Syarif Hidayat, suara-suara tersebut menunjukkan hukuman yang dilakukan Agus untuk memanfaatkan kelemahan korban.
Kasus kekerasan berbasis gender ini terjadi pada 7 Oktober 2024 di sebuah rumah di Mataram. Di tempat itu terdapat 10 ruangan dan diperkirakan korban Agus lebih dari satu orang.
Menurut pemilik rumah dan stafnya, Agus kerap terlihat membawa perempuan berbeda ke dalam rumah sebelum kejadian tersebut. Salah satu korban yang mengajukan perkara ini adalah siswi yang diduga menjadi korban manipulasi emosi pertama Agus
Agus diduga menggunakan emosi untuk memaksa korban menuruti keinginannya. Dalam pemeriksaan, Agus diketahui menggunakan ungkapan-ungkapan yang menyatakan bahwa Agus punya kemampuan untuk memberitahukan kesalahannya kepada korban.
“Harus diberi pencerahan, harus mandi, masih jorok,” imbuh Agus.
Menurut tvOne, Agus dikenal di kalangan teman-temannya sebagai aktivis handal yang pandai berbicara dan memberikan argumentasi yang meyakinkan. Kemampuan ini dikatakan sangat menarik bagi korbannya.