Cianjur, Titik Kumpul – Seluruh warga Indonesia bergembira merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan menggelar serangkaian kompetisi seru dan tentunya hadiah istimewa.
Seperti sebuah kontes yang belakangan ini mendapat perhatian di media sosial. Meski sering diadakan di seluruh daerah, namun kompetisi ini sangat diminati dan menjadi incaran banyak orang.
Tentunya hal ini tidak lepas dari banyaknya hadiah yang ditawarkan untuk menjadi pemenangnya. Apalagi kalau bukan panjat pinang, lomba yang dinanti banyak orang saat libur 17 Agustus ini.
Seperti kita ketahui, memanjat pinang merupakan tradisi umum di Indonesia yang sering dilakukan dalam berbagai acara, terutama pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat yang mencoba memanjat pohon pinang yang sudah diberi minyak atau minyak untuk mencapai puncak. Ada beberapa hadiah yang tergantung di atas.
Hadiah yang digantung di pilar-pilar ini bervariasi dan sering kali berisi barang-barang menarik dan berguna. Seperti pakaian, uang, elektronik bahkan sepeda.
Namun bertolak belakang dengan tradisi biasanya, baru-baru ini sebuah video viral memperlihatkan bentuk unik pemanjatan pinang di kawasan Ianjur, Jawa Barat. Diketahui dari unggahan akun TikTok: @chuns_makeup, terlihat seorang wanita berbaju merah sedang duduk di atas pohon sebagai “janda muda”.
Kehadirannya menambah kemeriahan kompetisi. Sedangkan kado asli berupa amplop digantung di bawah wanita tersebut. Inovasi ini menambah unsur keceriaan dalam acara panjat pinang, menunjukkan kreatifitas penyelenggara dalam merayakan tradisi dengan cara yang baru dan menyenangkan.
Reaksi pengguna internet
Sontak, unggahan video viral di media sosial ini sukses menuai reaksi warganet.
“Ini seperti orang yang kesulitan dengan uang/amplop. Sungguh menyenangkan,” tulis salah satu pengguna.
“Kontes bulan Agustus aneh banget…hadiahnya aneh banget sampai gila,” sahut yang lain.
“Apa Duda di atasku???? Plotnya sama,” sahut yang lain.
“Ini belum termasuk pelecehan terhadap perempuan… Sekaligus bangsa kita adalah bangsa yang baik,” teriak yang lain.
“Kenapa harus konsep… Apa tidak ada konsep lain?” tulis yang lain.