Viral Mahasiswa Dapat Nilai C Gegara Tak Hadir di Pertemuan Terakhir, Bersamaan sang Ayah Meninggal

VIVA – Setiap siswa selalu bersungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai akademik yang memuaskan. Apalagi di kalangan mahasiswa yang saling bersaing untuk mendapatkan indeks prestasi rata-rata (IPK) yang tinggi agar bisa lulus dengan nilai yang tinggi. Namun, IPK bukanlah jaminan sukses bagi siapa pun. 

Untuk mencapai IPK yang tinggi, mahasiswa harus mempertahankan nilainya setiap semester. Beberapa universitas memiliki peraturan tambahan bahwa siswa yang memenuhi syarat untuk mendapat penghargaan tidak boleh memiliki nilai C. 

Secara umum terdapat tiga kategori nilai C yaitu C+ 50-58.24, C 41.75-49.99 dan setara C 33.25-41.74. Artinya, siswa harus berusaha keras untuk mencapai nilai minimal B- atau antara 58,25 hingga 66,74 pada setiap mata pelajaran agar berpeluang mendapat nilai tertinggi.

Nasib malang menimpa salah satu siswa yang seharusnya mendapat nilai C+ dari gurunya. Kabar ini tersebar di media sosial dan diunggah di akun Instagram @awreceh.id. 

“Topiknya teori pengambilan keputusan, tapi ketika siswa mengambil keputusan dengan baik, nilainya menurun,” demikian bunyi caption unggahannya.

“Maafkan guru yang memberimu nilai C, oke?”

Pada kasus selanjutnya terlihat jelas bahwa mahasiswa tersebut tidak mau meminta maaf kepada dosennya. Bukan tanpa alasan.

Karena siswa ini tidak dapat berpartisipasi dalam pelajaran terakhir kursus tersebut, guru memberinya nilai “C”. Ini terjadi sehari sebelum kematian ayahnya.

Pada pembelajaran terakhir, guru memberikan tanda kepada setiap siswa untuk tidak mengikuti empat pembelajaran sekaligus. Akibatnya, terjadi permasalahan pada kehadiran siswa di kelas.

“Padahal aku sedang belajar banget,” imbuh siswa itu.

Kemudian dia mengirim pesan kepada dosen tersebut. Seorang siswa meminta solusi untuk meningkatkan nilainya. Sayangnya, sang dosen hanya memberikan jawaban bermakna.

Meskipun siswa tersebut menjelaskan pada pertemuan terakhir bahwa ia juga menghadapi masalah besar. Sebagai seorang anak tentunya Anda tidak ingin melewatkan momen-momen terakhir bersama ayah yang tidak akan pernah Anda temui.

“Bersikaplah serius dan jangan suka mengkritik orang lain. Faktanya mereka bisa ada.

“Dan mereka mengkritik saya. Bisakah mereka berpartisipasi?” Jika ayah mereka meninggal, apakah Anda yakin mereka masih akan berpartisipasi?, tulis siswa tersebut di tangkapan layar percakapan dengan program guru.

Lebih lanjut, mahasiswa tersebut menjelaskan bahwa ini adalah pertama kalinya ia mendapat nilai C selama empat semester kuliahnya. Yang terburuk adalah kelas C karena ayahnya tidak bisa hadir pada hari dia berangkat. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *