JAKARTA – Postingan warganet yang menunjukkan cara curang mentransfer uang ke rekening pribadi viral di media sosial.
Unggahan tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen setelah dibagikan melalui akun X (Twitter) @guinangara pada Senin, 20 Mei 2024.
Pengirim awalnya mengatakan bahwa orang tak dikenal tiba-tiba mengirim Rs 20 crore ke rekening pribadinya.
“Seluruh keluarga ditanyai tetapi tidak ada yang bergerak. “Jadi kayaknya ada yang salah transfer,” tulisnya pada Rabu sore, 22 Mei 2024.
Keesokan harinya, seseorang menghubunginya melalui telepon. Tersangka penipu meminta maaf dan meminta uang dikembalikan ke rekeningnya.
Keesokan harinya, pelaku ke bank untuk mengembalikan Rp 20 juta ke rekening terduga penipu.
Sesampainya di bank, dia menjelaskan kepada agen bahwa dia mengirim uang kepada seseorang yang sebelumnya salah mentransfer uang ke rekeningnya.
Staf bank tidak akan segera memprosesnya. Pertama mereka bertanya apa hubungan pelanggan dengan orang tersebut.
Pengunggah menjawab: “Seseorang (tidak diketahui) tidak sengaja mengirimkannya kepada saya.”
Pegawai bank yang mengetahui cara ini terlebih dahulu mengecek sumber uangnya. Benar saja, saat saya cek, uang tersebut berasal dari pinjaman online atau pin. Pengisi daya terkejut saat mengakui bahwa dia tidak pernah melakukan kontak dengan Pinzoll.
“Pejabat bank mengatakan ini adalah penipuan baru. Mereka mencuri data Anda dan menggunakannya untuk transaksi pinjaman,” tambahnya.
“Jika Anda mengirim uang ke penipu, penipu akan menerimanya dan Anda harus membayar utangnya kepada pemberi pinjaman,” tambahnya.
Setelah dikonfirmasi, presiden Cybersecurity Research Institute CISSREC, Dr. Pratama Persadha mengatakan penipuan yang melibatkan transfer uang ke rekening orang lain ini sudah ada sejak tahun 2022.
“Hal ini biasa dilakukan oleh pelaku yang menggunakan data korban untuk mengajukan pinjaman secara online,” ujarnya kepada wartawan, tempo hari.
Setelah uang pinjaman ditransfer ke rekening korban, penyerang menghubungi korban dengan berbagai dalih. Beberapa orang langsung mengakui bahwa transfer tersebut salah, yang lain menyatakan bahwa itu adalah kesalahan sistem di pihak bank, dan bahkan polisi mengakui bahwa uang tersebut adalah barang bukti. kejahatan tersebut
Dia menambahkan: “Korban sering kali mendapatkan uang mereka kembali tanpa verifikasi terlebih dahulu karena kasihan atau takut.”
Pratama menegaskan, jika hal ini terjadi, sebaiknya ia menghubungi banknya atau datang langsung untuk mencari tahu siapa pengirim uang tersebut. Kemudian hubungi polisi.
Sebaliknya, jika penulis mengirimi Anda tautan atau file tertentu, sebaiknya Anda tidak membuka tautan atau file tersebut, karena dapat memasang malware yang dapat membocorkan konten akun Anda.