Viral Pengemudi Toyota Fortuner Pelat Dinas TNI Ribut dengan Pengguna Jalan Lain

Jakarta – Jejaring sosial penuh dengan video peristiwa menarik yang terjadi di kehidupan nyata lalu menjadi viral dan ditonton puluhan ribu orang.

Dalam video terbaru, terlihat pengemudi Toyota Fortuner dengan nomor registrasi menggunakan tanda dinas TNI yang sudah habis masa berlakunya atau sudah meninggal, terlihat membuat kemacetan dengan pengemudi lain di jalan tol.

Laporan VIVA Otomotif dari situsnya 

Diketahui, kejadian tersebut disebabkan oleh mobil berpelat TNI yang melintas di badan jalan tersebut langsung melintasi jalan ke arah kanan sehingga bertabrakan dengan kendaraan lain. Pengemudi mobil yang mengaku sebagai anggota TNI setelah mendapat teguran itu pun geram atas teguran tersebut.

“Mobil berpelat dinas TNI ini langsung berbelok ke luar jalan dan menabrak mobil lain, namun pengemudinya marah dan mengatakan bahwa mobil tersebut yang menabrak terlebih dahulu,” jelas surat perintah tersebut.

Pria yang mengemudikan Toyota Fortuner itu memutuskan melanjutkan diskusi dengan turun dari mobil dan adu mulut dengan wanita yang merupakan pengguna jalan lainnya.

Pengemudi Toyota Fortuner itu bersikukuh bahwa itu bukan salahnya dan tak gentar karena mengaku memiliki saudara yang merupakan seorang jenderal di Mabes TNI.

“Mabes TNI, saudara saya Jenderal Tony Abraham, cari dia,” kata seorang pria yang mengendarai Toyota Fortuner kepada pengemudi lain di jalan tol.

Video ini di luar dugaan menarik perhatian netizen. Banyak yang menyalahkan tindakan pria itu pada masuknya unsur TNI agar tidak disalahkan.

 “Aku serius. Benarkah kalau kakaknya seorang jenderal, mobilnya bisa dipakai adiknya?”

“Maksudnya apa? Apa rasa superioritas kalau punya anggota keluarga TNI? Jadi kalau ada konflik di jalan, cabut saja kartu AS ‘kakakku jenderal'” Fungsinya jadi apa? TNI? dengan orang lain atau bergesekan dengan orang lain, jika Anda berpapasan dengan mereka di jalan?”

“Apa maksudmu? Bagaimana jika keluarga jenderal bebas berkeliaran?” tulis seorang warganet.

“Lagi-lagi jual ke instansi pemerintah yang sebenarnya dibayar oleh orang yang seharusnya mengabdi pada rakyat sungguh membuat takut masyarakat,” tulis netizen lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *